Pajegan atau Gebogan merupakan sesaji yang sering digunakan orang Bali untuk upacara keagamaan. Pajegan secara umum dibentuk dengan tumpukan buah berbentuk gunung yang diatasnya diisi dengan hiasan bunga dan janur. Pajegan pun kini juga sering dilombakan dalam upaya pelestarian warisan budaya. Makna atau filosofi Banten Gebogan juga terlihat dari bentuknya yang menjulang seperti gunung, makin ke atas makin mengerucut (lancip), dan di atasnya juga diletakkan canang dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti ke hadapan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Gebogan biasanya diusung oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura saat upacara piodalan atau upacara dewa yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Ukurannya gebogan secara keseluruhan pun bermacam-macam, mulai dari setengah meter hingga satu meter. Tinggi rendahnya Gebogan /Pajegan tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari masing-masing individu membuat Gebogan, karena nilai dari sebuah Gebogan/Pajegan tidaklah diukur dari tinggi atau rendahnya akan tetapi dari keiklasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Dan selebihnya merupakan bentuk pengapresiasian seni.