(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

LONTAR KUSUMA DEWA

Admin disbud | 18 Maret 2021 | 6136 kali

Lontar Kusumadewa merupakan lontar yang didalamnya menjelaskan dan memaparkan tentang gagelaran Pemangku yang meliputi kegiatan Pemangku dalam menyelenggarakan penyelesaian upacara di Pura bersama dengan nguncarang mantra untuk mengiringinya.
Bagian kegiatan itu meliputi: menyapu, membersihkan coblong, menggelar tikar, memetik daun, memasang ceniga, membersihkan dan mengisi jun air. Menempatkan dupa di halaman palinggih, mempersembahkan dupa, mempersembahkan prayascita pada semua palinggih, menyelesaikan segala sesuatu perlengkapan penyucian. Menghaturkan pakalahyang, setelah urutan-urutan itu selesai maka pemangku mohon perkenan Bhatara Siwa sudi hadir secara seksama pada diri Pemangku itu.
 
Kemudian dibayangkan Ida Bhatara sudah hadir pada paruman menyertai Bhatara Guru yaitu Bhatara Siwa. Pemangku lalu anguncaraken saa/mantra, pasucian, toya kumkuman dan perlengkapan penyucian yang lain. Kemudian Pemangku melakukan penyucian Banten (ngelukat Banten) serta menempatkan banten pada masing-masing palinggih.
 
Dari palinggih Ida Bhatara dituntun turun ke Pangubengan, yaitu tempat berkumpul bersama di jaba pura untuk selanjutnya masucian ke Beji (tempat permandian suci). Di Beji akan berlangsung beberapa proses upacara seperti mempersermbahkan pasucian, mohon tirta kekuluh, mohon Sang Hyang Ongkara Amerta untuk bersthana (ngadeg) dalam tirtha. Menyusul panglukatan banten dengan memercikkan tirta pada semua banten.
 
Para Dewa (Ida Bhatara) diiring kembali ke Jaba Pura. Di sini Pemangku memohon agar Bhatara Baruna berkenan ngaded dan nyejer di Kahyangan Agung karena akan dipersembahkan Pujawali. Dengan saa yang diiringi dengan genta Pemangku mohon kepada semua Dewa agar terhindar dari segala marabahaya dan bersih dari segala noda. Setelah menghaturkan canang pamendak, maka Ida Bhatara dimohon untuk bersthana di kahyangan masing-masing. Beliau masing-masing di jeroan pura. Pemangku mengucapkan saa mohon agar Ida Bhatara mapaica waranugraha dan terhindar dari segala penderitaan. Dalam saa pujian terdapat mantra Dewa-Dewa dalam pangider-ider yang sesungguhnya adalah Guru Dewa atau Bhatara Siwa.
 
Kemudian Pemangku mempersembahkan semua banten piodalan mulai dari Sanggar Agung, lanjut ke Padmasana, semua Palinggih dan Panggungan. Dalam hal ini saa/mantra pemangku yang mengiringi upacara mengandung permohonan supaya Ida Bhatara menganugrahkan sarining amerta, sapta werdhi, panjang umur (dirgayusa), terhindar dari berbagai penyakit serta mohon pengamunan dari segala kelalaian yang dilakukan oleh damuh Ida Bhatara.
 
Bagian terakhir dari rangkaian upacara ini adalah persembahan kepada Bhatari Durga, Kala, Bhuta berupa bebangkit dan gelar sanga. Sebagai siddha siddhaning don Pemangku mempersembahkan peras, dilanjutkan dengan masegeh agung, nglukar dan terakhir matirta.
Di dalam lontar ini juga dijelaskan mengenai larangan pemangku, kawenangan pemangku serta hakikat Pemangku.