(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Aktifitas umat Hindu Bali Tak Mengenal Usia

Admin disbud | 19 Agustus 2021 | 749 kali

Aktifitas Umat Hindu Bali Tak Mengenal Usia

 

Begitu banyak kewajiban sebagai umat Hindu di Bali. Bahkan ada yang dilakukan hampir setiap harinya. Selain aneka seni, budaya, tradisi, dan keragaman objek wisatanya, masyarakatnya juga memiliki aktivitas yang jadi tradisi keagamaan setiap hari. Tujuannya agar mendapat perlindungan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

 

1. Mesodan 

 

Jika melihat rumah-rumah orang Bali, khususnya umat Hindu, kamu akan menjumpai cangkir kecil berisi kopi dan jajan yang dihaturkan di sanggah atau pelinggih (Tempat Tuhan bersthana) setiap rumah. Hal ini lazim disebut mesodan.

 

Aktivitas ini biasanya dilakukan pagi hari sebelum beraktivitas. Sembari menyeduh kopi, masyarakat Bali akan menyediakan cangkir kecil dan piring atau sejenisnya. Kemudian cangkir kecil diisi kopi, dan piring kecil atau sejenisnya diisi jajan.

 

Kemudian dilengkapi canang dan dupa, soda pun dihaturkan sembari mengucap mantra persembahan dan ngayap (Menggerakkan jari maju mundur). Sodan ini bisa dilungsur (Diambil kembali) saat siang atau sore. Aktivitas ini rutin dilaksanakan setiap hari.

 

2. Mesaiban

 

Jika kita jalan-jalan ke Bali, pasti pernah melihat rumah masyarakat Bali di luar (Diwang) terdapat potongan kecil daun pisang berisi nasi dan lauk atau saur. Aktivitas yang dilakukan masyarakat Hindu Bali disebut mesaiban. Setiap habis memasak sebelum makan, umat Hindu akan memotong kecil daun pisang dan ditempatkan di atas nampan.

 

Kemudian diberi nasi sukla (Nasi yang belum dimakan sehabis memasak) secukupnya dan lauk sukla (Belum dimakan) biasanya juga menggunakan saur, kacang dan garam. Setelah itu dihaturkan di setiap pelinggih dan pekarangan rumah sembari mengucap mantra persembahan serta ngayap.

 

Tujuannya adalah untuk mengucap rasa syukur atas berkah dan anugrah pangan yang diberikan Tuhan.

 

3. Majejaitan

 

Aktivitas yang sering dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali adalah mejejaitan. Mejejatian merupakan aktivitas membuat sarana upacara untuk keperluan keagamaan. Bahannya terdiri dari slepan (Daun kelapa tua), busung (Daun kelapa muda), Ibung (Sejenis daun mirip lontar) dan semat sebagai perekat yang dibuat dari bambu diiris kecil.

 

Jenis jejaitan beragam. Mulai jejaitan untuk sesajen upacara kecil (Ceper, celemik, tamas dan lainnya), hingga untuk sesajen upacara besar. Mejejaitan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Tak heran perempuan Hindu Bali dari usia dini sudah diajarkan teknik mejejaitan, dan dijadikan pembelajaran beberapa sekolah di Bali.

 

4. Metanding 

 

Metanding merupakan aktivitas umat Hindu Bali yang sering dilakukan. Yakni membuat atau mengatur sesajen untuk keperluan upacara. Dalam aktivitas sehari-hari, umat Hindu Bali metanding canang atau membuat canang dengan jejaitan ceper atau daun pisang, sebagai wadah, ditambah berbagai bunga di atasnya.

 

Saat hari raya atau upacara besar membutuhkan sesajen yang kompleks. Metanding pun dilakukan lebih dari satu orang. Biasanya dari sanak saudara. Biasanya metanding dilakukan oleh kaum perempuan yang sejak dini harus dididik agar mahir dalam metanding. Kemampuan menyusun sesajen yang benar menjadi tantangan.

 

5. Mebangen Canang

 

Aktivitas utama umat Hindu sehari-hari adalah mebanten canang. Hal ini wajib dilakukan sebelum melakukan persembahyangan. Biasanya aktivitas ini dilakukan di sore hari, kecuali saat hari suci tertentu. Sarananya berupa canang, dupa, tirta, sekar atau bunga yang dipasang di pelinggih, serta rarapan berupa biskuit kecil dan permen.

 

Aktivitas mebanten canang dimulai dari meletakkan canang, sekar, dupa, dan rarapan di pelinggih atau pekarangan rumah, lalu diperciki tirta dan diayap sambil mengucapkan mantra.

 

Aktivitas ini tidak hanya dilakukan oleh kaum perempuan saja, tetapi juga laki-laki. Setelah selesai baru persembahyangan dimulai.

 

Demikian aktivitas yang menjadi tradisi sehari-hari umat Hindu Bali. Kita harus bersyukur Indonesia mempunyai keragaman cara dalam meminta anugerah dan perlindungan Tuhan.

 

Semua aktifitas tersebut tidak mengenal batas usia. Sejak dini pun sudah bisa diajarkan aktifitas yang sudah menjadi tradisi orang Hindu Bali tersebut. 

 

Source : www.idntimes.com

Foto : #kakang_photoworks