Kehidupan di Desa Bengkala Singaraja, Kampung dengan Fenomena Bisu dan Tuli
Admin disbud | 22 Maret 2021 | 5709 kali
Desa Bengkala merupakan sebuah desa di Kecamatan Kubutambahan,Kabupaten buleleng Bali Utara.Menurut catatan berbentuk lempengan tembaga dari zaman pemerintahan Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangus Arkaja Cihna (1133-1173 Masehi), ditemukan data mengenai desa Bengkala tetapi juga disebut Bengkala oleh masyarakat.Desa Bengkala merupakan sebuah desa istimewa karena memiliki komunitas tuna rungu wicara (Tuli dan bisu) cukup besar. Sektar 2% dari jumlah keseluruhan penduduk Desa Bengkala,lahir dalam keadaan kolok atau tuli dan bisu dalam Bahasa Bali.Desa Bengkala ini sering disebut juga sebagai Desa Kolok.Desa Bengkala memiliki sekolah luar biasa khusus mengajarkan Bahasa isyarat yang digunakan di Desa Bengkala.Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Kolok,namun terbuka bagi siapapun yang ingin belajar dipersilahkan tanpa mengenal batasan usia.Desa Bengkala juga memiliki Tari Janger Kolok,yakni tarian yang semua penarinya adalah orang kolok atau bisu dan tuli.Meski di desa itu kerap dijadikan obyek penelitian namun sejauh ini, warga masih tetap mempercayai, kekolokan yang terjadi disebabkan oleh kutukan.Selama orang kolok masih ada di Desa Bengkala, warga percaya, kutukan itu belum hilang.Walaupun begitu hal tersebut menjadi kelebihan bagi desa tersebu, warga kolok di Desa Bengkala mendapat perlakuan istimewa.Mereka tidak dikucilkan, justru posisinya tetap sejajar dengan warga dengan fisik normal lainnya.Warga penyandang difabilitas diberikan kebebasan untuk tidak ikut gotong-royong hingga kewajiban memberikan iuran untuk mendukung upacara keagamaan. Meski begitu, mereka tidak mau berdiam diri. Penderita gagu tuli ini tetap berusaha menempatkan diri seperti warga lainnya.