(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

MAKNA HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN

Admin disbud | 18 Januari 2024 | 2874 kali

Bali merupakan salah satu kepulauan yang ada di Indonesia. Bali dijuluki sebagai pulau seribu pura karena mayoritas masyarakat yang tinggal di pulau Bali menganut agama Hindu, Masyarakat Bali yang menganut agama Hindu di Bali memiliki tradisi turun temurun serta kepercayaan yang dianutnya masih sangat kental, sehingga dapat dikatakan bahwa Hindu di Bali paling banyak memiliki hari raya suci jika dibandingkan dengan agama lain. Adapun salah satu hari raya suci agama Hindu di Bali yakni hari raya suci Galungan dan Kuningan.

Hari raya suci Galungan jatuh pada hari rabu yakni budha kliwon wuku dungulan, hari raya ini dirayakan oleh umat Hindu di Bali setiap 6 bulan atau 210 hari sekali. Kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung, dapat juga disebut "dungulan" berarti menang.

Sehingga dibuatkan perayaan hari raya Galungan yang dilakukan oleh umat beragama Hindu di Bali. Sebagai ucapan syukur atas kemenangan Dharma melawan Adharma umat Hindu di Bali melakukan persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta Dewa Bhatara dengan segala manifestasinya.

Hari raya kuningan atau sering disebut tumpek kuningan jatuh pada hari saniscara kliwon wuku kuningan, tepatnya 10 hari setelah hari raya Galungan. Sama hal nya dengan Galungan, hari raya kuningan juga diperingati setiap 6 bulan sekali. Kata Kuningan memiliki arti "Kuningan  yang berarti mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari marabahaya.

Pada hari ini raya ini diyakini bahwa para Dewa, Bhatara, diiringi oleh para Pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja, sehingga pelaksanaan upacara dan persembahyangan Hari Kuningan hanya sampai tengah hari saja tau sampai pukul 12.00 wita.