Riuh Ngoncang Bertalun-talun
Admin disbud | 09 April 2021 | 382 kali
Permainan tradisional adalah suatu aktivitas bermain masyarakat yang ada sejak zaman dahulu dan turun temurun. Contoh tradisi saat ini yang dijadikan sebagai permainan music dari alat tradisional adalah ngoncang yang menggunakan alat tradisional lesung dan alu yang berfungsi untuk menumbuk padi pada zaman dahulu. Kegiatan ngoncang ini merupakan tradisi di Desa Pakraman Banjar Paketan.
Tradisi ngoncang ini memiliki symbol sebagai kebersamaan dan keharmonisan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan. Tradisi ngoncang ini sudah ada sejak dulu dan di pergunakan untuk menumbuk padi yaitu memisahkan kulit padi dengan berasnya, selain itu juga di gunakan untuk upacara Agama, seperti ngaben, dan kerap digunakan untuk peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan alam, misalnya pada saat peristiwa gerhana bulan yang pernah terjadi di Bali, yang konon katanya bagaimana Raksasa Kalarau berusaha menelan Dewi Bulan, dan saat itu lah masyarakat melaksanakan tradisi ngoncang , guna untuk membatalkan niatan sang Raksasa untuk menelan Dewi Bulan. Tetapi seiring berjalanya waktu tradisi ngoncang di Buleleng ini menjadi tradisi yang unik dan menarik bagi masyarakat karena jarang ditemukan dan ngoncang saat ini tidak hanya terfokus pada padi atau apa yang di tumbuk, melainkan terfokus pada bagaimana alunan atau irama yang muncul dari pukulan alu terhadap kentungan atau lesung tersebut yang di lakukan secara bergantian , sesuai dengan aturan yang di sepakati. Dan masyarakat saat ini masih sangat tertarik tentunya untuk melakukan tradisi ngoncang ini.
Tradisi ngoncang ini memerlukan anggota sekitar 6 hingga 8 orang dan saling berhadap-hadapan juga saling merasakan bagaimana senangnya menumbuk dengan alunan atau irama yang indah,menggunakan pakaian yang serasi,juga gerakan tangan yang memegang alu dengan berpindah-pindah, serta di pertontonkan oleh masyarakat sekitar, bahkan ada beberapa masyarakat domestik atau asing lainnya.
Tradisi ngoncang ini biasanya dilaksanakan setiap satu hari menjelang hari raya suci Nyepi, yaitu pada saat pengrupukan atau pada saat ngembak geni yang dipercaya oleh masyarakat setempat guna untuk menambah aura positif dan menetralisir aura negative yang ada di daerah pakraman Desa Banjar Paketan itu sendiri, dan selain itu tradisi ngoncang ini bisa jadi hanya di pentaskan begitu saja,guna untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat bagaimana tradisi yang kita punya. Namun pada saat ini tradisi yang ada di Buleleng sendikit dilupakan karena adanya pandemic COVID-19 ,yang membuat warga sekitar kurang percaya jika tradisi ini dilaksanakan Kembali, dan pastinya akan memicu keramaian,dan diduga memicu peningkatan angka COVID-19. Sangat di sayangkan sekali jika tradisi ini tidak di laksanakan, karena masih begitu banyak minat masyarakat untuk mengikuti tradisi ngnoncang ini.