(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Kain tenun songket khas Desa Jinangdalem

Admin disbud | 27 April 2021 | 1582 kali

Songket merupakan jenis kain hasil tenun tradisional yang setiap daerah memiliki ciri khas dan corak sendiri. Di Bali terdapat beberapa daerah pengerajin kain songket, salah satunya Buleleng. Corak dan motif terus berinovasi dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya permintaan pasar dan sumber daya manusia yang semakin berkembang.

 

Bagaimana sih corak dan motif khas yang dimiliki pengerajin di desa Jinengdalem? Yuk kita simak bersama-sama.

 

Desa Jinengdalem adalah salah satu daerah di Bali yang beberapa masyarakatnya adalah pengerajin kain songket. Desa Jinengdalem terletak di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Hingga saat ini terdapat sekitar 100 pengrajin kain songket khas Jinengdalem yang masih melakukan aktivitas membuat dan memasarkan kain songket tersebut. 

 

Kerajinan kain tenun songket ini memang sudah dari turun temurun digeluti mereka meski tergolong kerajinan tradisional. Corak kain songket Jinengdalem memiliki ciri khas tersendiri yang mengaplikasikan pewarna alami dalam proses pewarnaan kain songketnya. Seperti menggunakan daun jati, kulit pohon mangga, dan kunyit. Dengan inovasi dan kualitas yang ada pada produk ini, membuatnya bertahan hingga saat ini.

 

  1. Selembar kain songket khas Jinengdalem bisa laku dijual dengan kisaran harga 3 juta sampai dengan 6 juta, dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,1 meter. Dengan peningkatan kualitas dan inovasi motif tenun, pengerajin mengharapkan produk kain tenunnya laku dijual dengan harga paling mahal dibandingkan dengan produk tenun kain songket lainnya yang ada di Buleleng.

 

Walaupun produk ini telah dibuat sejak lama, namun sampai saat ini para pengerajin masih menghadapi kendala terhadap persoalan bahan baku benang sutra yang menjadi bahan utama pembuatan songket endeknya. Harga benang sutra yang terus meningkat membuat para pengerajin khususnya di desa Jinengdalem merasa sedikit kesulitan.