0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

DESA ALASANGKER

Admin disbud | 16 Februari 2021 | 620 kali

Desa Alasangker adalah termasuk Desa tua di Bali,hal ini dapat di lihat dari tatanan Pura yang ada di Desa dan beberapa ornamen atau relief yang terpatri di beberapa Pelinggih yang ada di Pura Desa, Desa Adat Bale Agung Tenaon. Pada awalnya Desa Alasangker mempunyai nama Desa Tenaon,sama seperti Desa Adat saat ini yaitu Desa Adat Bale Agung Tenaon. Menurut Penuturan para tertua di Desa kata Tenaon Berasal dari kata "Tanah Aon" yang berarti Tanah Abu. Diceritakan pada dahulu kala di salah satu kawasan yang disebut belatungan ada Seorang Tua / Dukuh ingin mengembangkan atau memperluas pedukuhan. Disebut Belatungan karena areal itu dipenuhi tumbuhan belatung,yaitu tumbuhan sejenis dengan kaktus. Dikisahkan kaktus-kaktus itu dibabat kemudian dengan kesaktiannya Ki Dukuh Sakti membakar tumbuhan belatung yang sudah dirabas itu. Api pun berkobar dengan cepatnya tidak hanya membakar belatung-belatung saja,tetapi api berkobar melahap hutang sekitar sehingga areal itu penuh dengan Aon disebutlah daerah itu dengan Tanah Aon (Tanah yang penuh debu akibat pembakaran),lama kelamaan penyebutan Tanah Aon melebur menjadi Tenaon. Desa Tenaon dulu terdiri dari beberapa kawasan yaitu:
 
1. Alas Aeng yang sekarang menjadi Banjar Dinas Alasangker
2. Bengkel yang sekarang menjadi Banjar Dinas Bengkel
3. Banjar Paras,Belatungan,Banjar Asem yang sekarang menjadi Banjar Dinas Tenaon
4. Juwuk Manis yang sekarang menjadi Banjar Dinas Juwuk manis
5. Pumahan yang sekarang menjadi Banjar Dinas Pumahan
6. Pendem yang sekarang menjadi Banjar Dinas Pendem
 
Seiring perjalanan waktu,di Zaman Penjajahan Hindia Belanda diceritakan Belanda kewalahan menghadapi penjahat (Perampok)di daerah sasak (Pulau Lombok) dikarenakan penjahat itu mempunyai kekuatan atau kesaktian yang tinggi. Karena hal itu Pemerintah Hindia Belanda yang bekedudukan di Singaraja berusaha mencari Penduduk yang mempunyai Kedigjayaan yang tinggi pula dengan harapan bisa menumpas para penjahat itu.Dalam pencarian pemerintah Hindia Belanda menemukan Ketut Jiwa/Dauh,yang sering disebut Toh Jiwa dari Banjar Alasangker dianggap mampu atau memiliki kesaktian yang tinggi. Maka dijemputlah Ketut Jiwa/Dauh memakai kendaraan militer milik Belanda,namun dikarenakan saking beratnya bobot tubuh Ketut Jiwa/Dauh (mungkin dikarenakan pusaka yang beliau bawa) kendaraan milik Belanda tak mampu mengangkut Ketut Jiwa Dauh,sehingga Ketut Jiwa/Dauh berjalan kaki ke Pebean Sangsit dan naik kapal laut menuju Pulau Lombok. Setelah mengarungi selat Lombok sampailah Ketut Jiwa/Dauh diSasak,bertempurlah Ketut Jiwa/Dauh menghadapi para Perampok yang meresahkan masyarakat di tanah sasak dan Pemerintah Hindia Belanda. Pertarungan berlangsung sengit dan akhirnya dimenangkan oleh Ketut Jiwa/Dauh,Ketut Jiwa mengalami luka pada bagian bahu. Karena berhasil menumpas Para Penjahat di Sasak,Ketut Jiwa/Dauh diberikan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Piagam dan Lencana (Bintang).Karena berurusan dengan Administrasi kemudian Ketut Jiwa di tanya oleh Belanda " Bapak berasal dari mana?" dikarenakan Ketut Jiwa berasal dari Banjar Alasangker maka beliau menjawab "Saya berasal dari Alasangker". Piagam yang diberikan oleh Belanda tersebut bertuliskan nama Ketut Jiwa/Dauh dari Desa Alasangker. Dan dari kejadian tersebut maka secara Pemerintahan,Desa Tenaon bergeser menjadi Desa Alasangker yang mewilayahi 6 Banjar Dinas yaitu BD Alasangker,BD Bengkel,BD Pendem,BD Pumahan,BD Juwukmanis.Demikian sekilas cerita perubahan nama Desa dari Desa Tenaon menjadi Desa Alasangker. Cerita ini dirangkum dari beberapa Narasumber di Desa,tentunya cerita yang di suguhkan sungguh jauh dari sempurna,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik,saran,ataupun informasi sehingga sejarah Desa Alasangker menjadi sempurna.