0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Tradisi Ngeloang Capah

Admin disbud | 16 Juni 2021 | 588 kali

Tradisi ngeloang capah ini sudah berlangsung semenjak jaman dahulu yang biasanya dilaksanakan oleh krama Subak yang ada di desa Tamblang. Capah ini merupakan suatu bentuk tradisi yang bertujuan untuk napetin Tirta yaitu yang berkaitan dengan upacara yang ada di Pura Ulun Danu Batur (Nunas Tirta) kemudian hingga di Tamblang diadakan upacara Meayu-ayu atau menyambut datangnya Tirta tersebut. Setelah final di upacarai gres Tirta itu boleh dibagikan kepada warga.
Tradisi Ngeloang capah ini sudah ada semenjak dahulu kala, mungkin semenjak adanya Subak di Tamblang, Tidak ada catatan yang terang semenjak tahun berapa tradisi ini ada di Tamblang. Pada jaman dahulu tradisi ini biasanya dilangsungkan dua hari, pertama Napetin Tirta kemudian keesokan harinya gres dilaksanakan ngiderang Capah. Namun dikala ini tradisi ini disingkat menjadi satu hari saja, Napetin Tirta dan Ngeloang capah dijadikan satu hari entah apa alasannya, mungkin untuk menghemat waktu dan biaya.
Kenapa namanya Capah? mungkin jawabannya alasannya yaitu menggunakan penyangkaan (warna biru), apakah kau pernah lihat bentuk Capah menyerupai ini selain di desa Tamblang dan juga di desa Bila Bajang? Nah itulah uniknya Capah ini yang merupakan persembahan dari bermacam buah-buahan hasil bumi, kue, telor dan juga berisi daging ayam utuh satu ekor dan sampian yang disusun di atas dulang. Pada jaman dahulu Bentuk Capah ini tidak sama tingginya menyerupai sekarang, semenjak beberapa tahun kemudian gres tinggi Capah disamaratakan dan juga bentuknya.
Upacara Ngiderang Capah ini dilaksanakan setiap Purnama sasih Kedasa namun pelaksanaannya tidak sempurna pada dikala Purnama akan tetapi di undur sesudah Purnama alasannya yaitu dikala Purnama Kedasa itu merupakan tegak Odalan di Pura Dalem Dasar Desa Pekraman Tamblang, sesudah nyineb di Pura Dalem Dasar Pekaraman Tamblang, gres pribadi ke Pura Bale Agung dan sesudah final Ngeloang Capah yang mengelilingi areal luar pagar Pura Bale Agung desa Pekraman Tamblang sebanyak tiga kali, maka akan ada persembahyangan bersama di Pura Bale Agung dan juga pada malam bagi mereka yang belum sempat sembahyang pada siang harinya. Selain itu tradisi ini juga bertujuan sebagai bentuk rasa syukur krama Subak Tamblang atas hasil pertanian yang melimpah.