Penjor merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci.
Penjor seyogya dipasang tepat pada hari penampahan galungan, setelah jam 12 siang. Hal ini bermakna ketika hari raya penampahan galungan kita sebagai manusia berperang melawan pikiran yang kotor, berperang melawan sifat negatif, dan sifat ego. Setelah berhasil memenangkan perperangan melawan pikiran serta sifat-sifat tersebut maka sebagai pertanda kemenangan dipasanglah penjor sebagai simbol "kemenangan".
Didalam lontar Tutur Dewi Tapini juga telah disebutkan bahwa setiap unsur dalam penjor melambangkan simbol-simbol suci yaitu sebagai berikut.
1. Bambu sebagai vibrasi kekuatan Dewa Brahma
2. Kelapa sebagai simbol vibrasi Dewa Rudra
3. Kain Kuning dan Janur sebagai simbol vibrasi Dewa Sangkara
4. Pala Bungkah dan Pala Gantung sebagai simbol vibrasi Dewa Wisnu
5. Tebu sebagai simbol vibrasi Dewa Sambu
6. Padi sebagai simbol vibrasi Dewi Sri
7. Kain Putih sebagai simbol vibrasi Dewa Iswara
8. Sanggah sebagai simbol vibrasi Dewa Siwa
9. Upakara sebagai simbol vibrasi Dewa Sradha Siwa dan Parama Siwa
Masyarakat Hindu di Bali mengenal 2 tipe penjor, yaitu :
1. Penjor Sakral merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan, contohnya upacara Galungan dan piodalan di pura-pura.
2. Penjor Hiasan merupakan bagian dari suatu acara yang tidak ada hubungannya dengan upacara keagamaan, contohnya sebagai hiasan lomba desa dan pesta kesenian.
Sumber : wikipedia
Foto : https://wakahotelsandresorts.com/