Matanya melotot tajam. Taringnya mencuat keluar. Badannya berbulu lebat. Sosoknya mengerikan. Itulah penampilan Barong Buntut, sosok makhluk mitologi dalam seni dan tradisi Hindu. Barong tidak hanya bentuk kesenian di Bali, tetapi juga menjadi artefak sakral dalam tradisi Bali dan diyakini memiliki fungsi religius dalam budaya Bali.
Perwujudan Barong Buntut menyerupai binatang buas perpaduan antara singa, macan, dan beruang atau gajah. Barong dipercaya sebagai roh penjaga, Banaspati Raja, yang mengawal manusia menjalani kehidupannya di dunia. Kehidupan manusia diwarnai pertempuran abadi antara kebaikan (dharma) dan kejahatan (adharma).
Dalam pergelaran dramatari "Calonarang" di Bali, Barong muncul saat warga kewalahan melawan kemurkaan Rangda. Penari yang kesurupan umumnya tersadarkan setelah terkena kibasan bulu Barong. Rangda kerap disebut sebagai ratu kekuatan jahat, tetapi Rangda juga dihormati sebagai sosok ibu yang penyayang dan disegani penguasa karena kesaktiannya. Rangda dikenal pula sebagai janda dari dirah dalam kisah Calonarang.
Miguel Covarrubias dalam buku Pulau Bali, Temuan yang Menakjubkan yang diterbitkan Udayana University Press (2013) menyebutkan, kalau Rangda betina, magis, dan "kiri", Barong dari pihak "kanan", yang jantan. Seperti Rangda, Barong diperlakukan dengan sangat hormat, dan orang Bali menyebutnya dengan gelar seperti Banaspati Raja, penguasa hutan, atau sebagai Jero Gede, "si besar".
Via : Pesonataksubali.com/phdi.or.id
Foto By : Disbud Buleleng