Pengaruh Tiongkok di Bali dimulai sejak dibukanya jalur perdagangan dengan negara lain dan banyak yang berlayar menuju ke Asia Tenggara dan salah satunya adalah ke Bali. Adanya akulturasi Budaya yang terjadi pada saat itu telah membawa kebudayaan Tiongkok juga dapat dijumpai di Bali. Salah satu budaya khas Tiongkok yang juga banyak ditemukan di Bali adalah penggunaan dupa dalam persembahyangan. Umat Hindu di Bali hampir setiap hari menggunakan dupa sebagai sarana persembahyangan.
Pada awalnya dupa memang diproduksi di Tiongkok dan akhirnya menyebar seiring perjalanan pedagang-pedagang dari Tiongkok pada saat itu. Bauran Budaya dari adanya dupa ini sangat terlihat jelas di Bali sampai hari ini. Menurut Budayawan yang dikutip dalam berbagai sumber juga disebutkan pada abad ke-7 sampai ke-8 di Tiongkok, di bawah kekuasaan Dinasti Tang, banyak sekali pendeta Buddha yang berziarah ke India melalui Indonesia.
Saat itu, kepercayaan Buddha hampir sama dengan yang tumbuh di Bali, yakni menyalakan api menggunakan pasepan. Pasepan dimaknai sebagai pembakaran kemenyan, kayu cendana, dan kayu majegau untuk wewangian. Dengan alasan lebih efektif dengan dupa daripada menghidupkan api, sehingga para pedagang dan pendeta yang melakukan perjalanan ke Indonesia (seperti Bali) mengenal dupa sampai hari ini sebagai sarana upacara.
Sumber : Instagram Budaya_Iraga
Foto : suara.com