0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Tradisi Ngaben di Buleleng: Lebih dari Sekadar Upacara Kematian

Admin disbud | 05 Mei 2025 | 324 kali

Di Buleleng, upacara ngaben (pembakaran mayat) tidak hanya menjadi ritual penghormatan terhadap orang yang telah meninggal, tetapi juga merupakan sebuah perayaan hidup yang penuh makna spiritual. Buleleng dikenal dengan cara ngaben yang berbeda dibandingkan daerah lainnya di Bali, terutama dalam penggunaan sarana upacara dan bentuk karya seni yang dihasilkan, seperti ogoh-ogoh yang dibuat dengan sangat detail. Proses ini, yang melibatkan seluruh masyarakat, dilihat sebagai cara untuk melepaskan jiwa dari tubuh fisik agar dapat kembali ke alam semesta dengan tenang.

Salah satu bentuk seni yang menonjol adalah pembuatan bade (keranda pembakaran) yang sangat besar dan rumit. Di beberapa daerah di Buleleng, seperti Desa Munduk dan Desa Pedawa, bade dibuat dalam bentuk hewan atau simbol tertentu yang menggambarkan status atau karakter orang yang meninggal. Hal ini juga menjadi ajang untuk menunjukkan keterampilan seni pahat dan ukir yang telah berkembang turun-temurun di kalangan masyarakat setempat.

Namun, meskipun tradisi ngaben ini masih sangat hidup, modernisasi dan perubahan sosial mulai mempengaruhi cara upacara ini dilakukan. Banyak keluarga muda yang lebih memilih cara yang lebih sederhana dan praktis dalam melaksanakan ngaben, meski demikian, seni dan filosofi yang terkandung dalam upacara ini tetap dihormati dan dilestarikan, terutama oleh masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat Bali.

Sumber: Bali Post, 14 Februari 2022. Artikel tentang ngaben di Bali Utara.