(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Songket Beratan

Admin disbud | 27 Oktober 2021 | 467 kali

SONGKET BERATAN
Songket Beratan merupakan salah satu materi utama pada Sektor Sandang selain Sektor Pangan dan Papan, yang difokuskan dalam tema kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kabupaten Buleleng Tahun 2021, yaitu ‘Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan. Maksudnya bahwa Tema Utama dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) Tahun 2021 ini merupakan upaya untuk memberikan ruang kepada potensi budaya lokal untuk dapat memberikan inovasi dan solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat dalam rangka menciptakan ketahanan budaya, untuk membangun segenap kearifan lokal yang terkandung dalam aneka ragam warisan budaya.
Songket merupakan salah satu jenis atau motif kain yang sering digunakan dalam proses upacara keagamaan di Bali. Tenun Songket secara khusus seringkali digunakan pada upacara pernikahan. Pengrajin songket di Bali tersebar di berbagai wilayah kabupaten Kota, Salah satu yang dikenal unik berasal dari Bali Utara yaitu motif khusus tenun songket Beratan.
Songket Beratan adalah kain songket yang berasal dari Desa Beratan, Kecamatan Buleleng, Singaraja. Di desa Beratan terdapat suatu konsep yang dikenal dengan istilah Agaluh Agandring. Kata Agaluh bermakna perempuan yang melakukan kegiatan kerajinan kain tenun songket, sedangkan Agandring bermakna laki-laki yang melakukan kegiatan kerajinan emas dan perak.
Bapak Ketut Ardika, sebagai salah satu pemilik usaha sekaligus pengrajin Songket beratan ini mengatakan bahwa songket memiliki fungsi keagamaan dan fungsi sosial budaya dalam aplikasinya di masyarakat.
Memiliki fungsi keagamaan, ini berarti bahwa Songket memiliki peranan penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan, utamanya upacara Manusa Yadnya (pernikahan, metatah, dll). Sebagai Fungsi sosial, songket memiliki nilai artistik dan estetika dalam perannya di masyarakat Bali pada umumnya, dan Buleleng khususnya.
Kain tenun Songket Beratan tentunya memiliki ciri khas dalam motif tenunnya yang mencirikan songket beratan dalam konteks estetika dan warisan budaya.
Ciri khas hasil kain tenun songket di Kelurahan Beratan adalah sebagai berikut ;
Motif dan Ragam Hias didominasi penggunaan motif-motif klasik.
Motif-motif dibuat dengan ukuran benang emas yang lebih kecil sehingga renyep (rapat dan indah) dan kerep (rapat dan halus).
Menggunakan benang halus sehingga songket menjadi ringan dan tidak berat saat dipakai.
Antara basang (bagian dalam kain) dan Tundu (bagian luar kain) tidak menampakkan perbedaan yang mencolok.