(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

SEJARAH PURA PONJOK BATU BULELENG

Admin disbud | 27 Januari 2021 | 5764 kali

Pura Ponjok Batu Buleleng merupakan Pura Dang Kahyangan atau Penyungsungan Jagat. Pura ini terletak di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng Pura ini memiliki nilai sejarah yang paling tinggi. Peristiwa datangnya Pendeta Siwa Sidanta Danghyang Nirartha pada abad ke-15 Masehi Kepercayaan itu diperkuat dengan adanya bukti berupa sarkofagus, yakni peti mayat yang dibuat dari bahan batu cadas. Model pemakaman seperti ini digunakan oleh masyarakat Bali pada rentang antara 2500 sampai 3000 SM. Pura Ponjok Batu memiliki arti tanjung batu. Lontar Dwijendra Tattawa merupakan bukti sejarah yang menceritakan tentang eksistensi Pura Ponjok Batu Buleleng. Penamaan tersebut disematkan pada pura ini karena lokasinya yang berada di wilayah semenanjung dan terlihat menjorok ke laut. Dalam lontar Dwijendra Tattwa diceritakan kisah kedatangan Pendeta Siwa Sidanta, yakni Danghyang Nirartha pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Beliau melakukan perjalanan spiritual menuju ke berbagai pura, diawali dengan Pura Pulaki. Dia pun turut menghabiskan waktunya untuk singgah ke Pura Ponjok Batu dan bersemedi di sana. Dalam kedatangannya di Pura Ponjok Batu Buleleng, Danghyang Nirartha dikisahkan menolong bendega serta awak perahu yang berasal dari Lombok. Dalam kisah tersebut diciritakan bahwa awak perahu melihat adanya batu bersinar di tengah laut. Ketika berusaha mendatanginya, perahu tiba-tiba mengalami kerusakan dan tak dapat melanjutkan perjalanan. Selanjutnya, Danghyang Nirartha pun membantu awak perahu sehingga bisa melanjutkan perjalanannya kembali ke Pulau Lombok. Beliau pun turut serta berangkat bersama rombongan ke Lombok. Nilai spiritual dari lokasi Pura Ponjok Batu terus meningkat, dibuktikan dengan sinar yang memancar secara terus-menarus dari tempat ini.