(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

MUSEUM BULELENG

Admin disbud | 31 Januari 2021 | 3972 kali

Museum Buleleng terletak di lingkungan Pura Seni Sasana Budaya Singaraja. Museum Buleleng didirikan pada tanggal 30 Maret 2002, di mana tersimpan koleksi-koleksi yang meliputi benda-benda peninggalan purbakala seperti sarkofagus, patung, senjata dan lainnya. Tersimpan pula benda-benda seni seperti lukisan, kain-kain, kerajinan emas dan perak serta berbagai benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Bali Utara seperti alat pertanian dan nelayan. Pada Undang-Undang Cagar Budaya Indonesia no 11 tahun 2010, pada Bagian Kedua, pasal 26 tentang Pencarian disebutkan: Pemerintah berkewajiban Pencarian Pemerintah berkewajiban melakukan pencarian benda, bangunan, struktur, dan/atau lokasi yang diduga sebagai Cagar Budaya. Nomor 19 tahun 1995 , Museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan Budaya Bangsa. Pada tahun 1914-1925, Di kota Singaraja pernah berdiri sebuah bangunan yang sangat indah dengan arsitektur antik beratap ijuk berukir cat Perada Emas. Bangunan tersebut dikenal dengan nama Bale Mas. Bangunan Bale Mas terletak di dekat jalan raya (kini Jln. Veteran Singaraja), di Sebelah Timur Gedung Kertya sekarang (saat itu Gedong Kertya belum ada). Gedung ini sekarang menjadi salah satu Gedung pameran Museum Bali yg namanya Gedung Buleleng. Sekarang tempat memamerkan koleksi alat tukar terutama Uang Kepeng karena perekonomian Bali berawal di Buleleng, kontak dengan bangsa asing juga diawali dari Buleleng. Untuk mendukung penamaan Gedung Buleleng. ornamen Gedung yang bercirikan Buleleng seperti sendi yang berbentuk singa bersayap (Singa Ambara Raja) dengan segala gaya dan patung-patung juga ada. Museum Buleleng digunakan para pelajar untuk melakukan penelitian atau pengamatan guna mendapatkan informasi tentang benda-benda bersejarah. Konsep yang di pilih dalam perancangan museum ini adalah konsep“Eklektik” dimana adanya perpaduan dari beberapa periode dalam sejarah kemaritiman Nusantara.