0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

SEJARAH SINGKAT MUSEUM GEDONG KIRYA

Admin disbud | 12 Juli 2024 | 276 kali

Warisan budaya bangsa Indonesia sangat beragam, baik berupa peninggalan fisik maupun non fisik. Salah satu peninggalan yang cukup pentin adalah prasasti berbahan daun lontar. Prasasti berbahan lontar ini banyak ditemukan di daerah Bali dan Lombok dan sampai saat ini masih terpelihara dengan baik walaupun sudah berkurang jumlahnya akibat rusak termakan usia. Saat ini institusi yang masih melindungi dan melestarikan lontar adalah UPTD Gedong Kirtya.

Berbicara Gedong Kirtya tak lepas dari jasa dua orang Belanda yakni F  A Liefrinck dan Dr. Van Der er Tuuk yang telah mempelopori penelitian kebudayaan, adat-istiadat dan bahasa di Bali. Ketertarikan mempelajari budaya Bali dan Lombok ini akhirnya ditindak lanjuti oleh LJ J Caron, Dr.R Ng Purbacaraka, Dr. W R Stuterheim, Dr.R Goris, Dr. Th Pigeand, Dr. C Hooykaas dengan membuat pertemuan di Kintamani.

Dari hasil pertemuan ini lahirlah sebuah Yayasan (stiching) yang menitikberatkan kegiatan. Untuk penyimpanan lontar dan kegiatan ini dibantu oleh para pinandita dan raja-raja se-Bali. Yayasan ini dapat dianggap sebagai miniatur Asiatic Society untuk daerah Bali dan Lombok karena banyak memiliki koleksi kesenian serta penerbitan - penerbitan berkala dari sarjana-sarjana yang mengadakan riset tentang seluk beluk mengenai Bali.

Yayasan ini memiliki gedung sebagai tempat untuk melakukan aktifitas kegiatan mereka yang didirikan pada tanggal 2 Juni 1928. Gedung ini dinamakan Stichting Liefrinck Van der Tuuk. Tetapi atas saran Raja Buleleng I Gusti Putu Jelantik, nama gedung ini ditambah dengan Bahasa Sansekerta-Bali Kirtya sehingga menjadi Kirtya Liefrinck Van der Tuuk dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 14 September 1928 atau 1850 saka sesuai yang diperlihatkan monogram atau Candra Sengkala yang dipahat pada pintu masuk (Paduraksa). Paduraksa tersebut bergambar manusia yang menaiki gajah dengan busur panah ditangannya, kemudian membunuh musuhnya dan Jorang yang kena panah itupun mati. Nilai yang terkandung dari masing-masing gambar sebagai

berikut;

Manusia (1), Gajah (8), Panah (5) dan orang mati nilainya (0) jadi kalau dibaca tahun Ishakanya adalah Ishaka 1850