(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Ngembak Geni

Admin disbud | 12 Maret 2024 | 393 kali

Ngembak Geni dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi, atau pinanggal ping kalih sasih Kadasa Tahun Caka. Ngembak Geni juga menjadi penanda berakhirnya catur brata penyepian yang telah dilaksanakan umat Hindu di Bali sehari sebelumnya.


Dilansir dari bali.tribunnews.com, istilah Ngembak Geni berasal dari dua kata yaitu nggembak dan geni. Ngembak dalam bahasa setempat berarti terbuka atau bebas, sementara geni berarti api yang mempunyai sifat panas dan disebut sebagai lambang semangat.


Secara harfiah, Ngembak Geni berarti bebas menyalakan api, yang menandai waktu di mana umat Hindu di Bali bisa mulai beraktivitas seperti sedia kala. Adapun pada hari Ngembak Geni diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian yang sudah dijalankan sebelumnya.


Selain itu, umat Hindu juga memiliki pegangan untuk mulat sarira atau introspeksi diri, sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa depan yang lebih baik agar terwujud hidup yang damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita). Hari Ngembak Geni juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam mengarungi hidup dan mencapai kehidupan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.


Ngembak Geni kemudian dimanfaatkan para pemedek untuk melakukan persembahyangan kemudian dilanjutkan dengan pelukatan. Biasanya umat Hindu juga akan melakukan Dharma Shanti pada hari Ngembak Geni. Hal ini dilakukan dengan mengunjungi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk saling memaafkan atas segala kesalahan yang telah atau mungkin terjadi sebelumnya.


Sumber : Kompas.com