Menurut perbekel pedawa, usia rumah adat Pedawa rata-rata diatas 50 tahun lebih. Bahkan ada mencapai ratusan tahun lebih. Rumah adat Desa Pedawa yang disebut Bandung Rangki secara arsitektur memang terlihat begitu sederhana. Tetapi di dalamnya terdapat representasi kebudayaan orang Pedawa, Keunikan dan keistimewaan rumah adat Desa Pedawa terletak pada bagian atap rumah. Sebagain besar bahan bangunan terbuat dari pohon bamboo, dimana aktivitas kehidupan sehari-hari penduduk berada didalam rumah dari mulai tidur, memasak sembahyang dan lainnya. Maka tidak heran heran dalam Rumah Adat Pedawa ada tempat sembahyang (sanggah) dengan kamar tidur dan dapur. Bahkan, rumah lengkap dengan adanya pemandian jenazah. Perbekel Pedawa mengatakan mulai dipertahankan rumah Adat Pedawa sejak 10 tahun lalu. Kemudian diusulkan tahun 2018 menjadi kawasan cagar Budaya membuat masyarakat desa serius untuk melestarikan rumah adat ini.
Rumah adat tersebut terdiri dari Tempat tidur, dapur dan pelangkiran terdapat dalam satu ruangan. Dapurnya masih berupa tungku tanah, tempat air juga terbuat dari tanah liat. Pelangkiran letaknya diatas tempat tidur untuk memohon keselamatan. Dalam 1 ruang terdapat 2 tempat tidur, satu untuk orang tua, yang satunya lagi tempat tidur anaknya. Rumah adat yang masih ada hingga sekarang dirawat dan ditempati oleh anggota keluarga secara turun temurun.
Rumah adat di desa Bali Aga Pedawa dasarnya terbuat dari tanah liat bagian atas atau temboknya terbuat dari ulatan bambu atau bedek dengan ciri khusus yaitu bahan bambu yg lebih tebal. Bedek ini sendiri kuat bertahan hingga puluhan tahun karna bahan bambu yg digunakan adalah bambu khusus yg didapat di seputaran Desa Pedawa. Atapnya terbuat dari bambu pilihan yg dipotong-potong sedemikian rupa lalu diikat menyerupai atap. Bambu yang biasa digunakan kini sudah susah didapatkan sehingga beberapa rumah adat yang masih ada sekarang atapnya diganti dengan seng dan kayu.