0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Lahirnya Ki Barak Panji

Admin disbud | 16 Mei 2024 | 715 kali

Lahirnya Ki Barak Panji

Ada seorang wanita bernama si Luh Pasek dari Desa Panji di daerah Denbukit (Buleleng), menjadi sahaya (penyeroan) di Puri. Dalem Saganing waktu itu sudah amat tua. Pada suatu hari ada kejadian yang menyebabkan Dalem Saganing jatuh cinta kepada si Luh Pasek. Karena itu lalu dikawini oleh Dalem Saganing. Selang beberapa lama lalu si Luh Pasek hamil. Pada suatu Ketika Dalem Saganing sadar dengan dirinya yang sudah mendekati ajal, tetapi ia merasa belum dapat membalas jasa Arya Jelantik yang amat bakti dan setia kepadanya. Oleh karena itu Dalem menganugerahkan si Luh Pasek yang sedang hamil kepada Arya Jelantik, sebagai pembalas jasa dengan perjanjian, sebelum lahir bayi si Luh Pasek tidak boleh dikawini oleh I Gusti Ngurah Jelantik. Dan jika bayi itu sudah lahir, maka bayi itu akan diberikan kepada I Gusti Ngurah Jelantik untuk dipelihara sebagai anak.

Setelah tiba waktunya, Luh Pasek melahirkan seorang anak laki-laki, dengan cahaya ajaib di ubun-ubun kepalanya. sebagai suatu tanda kekuatan dan kejayaannya di kemudian hari. Bayi itu diberinya nama "Ki Barak Panji". Pada waktu itu istri Ki Ngurah Jelantik tiada dapat menerima kehadiran bayi itu, karena khawatir di kemudian hari anak kandungnya akan disisihkan. Ini disadari karena anaknya mungkin akan kalah wibawa dan kekuatan dibandingkan dengan bayi itu kelak. Itulah yang menyebabkan istri Ngurah Jelantik selalu gundah gulana.

Setelah Ki Barak Panji Besar, barulah berangkat ke Puri untuk memperbudak dirinya ke Dalem Saganing. Di Puri Ki Barak Panji berkumpul bersama putra-putra Arya, keduanya sebagai sahaya di Puri. Pada suatu tengah malam, Sri Dalem bersama ratunya keluar mencari udara malam, tiba-tiba ia melihat seberkas cahaya di kepala salah satu anak di antara sekelompok anak yang sedang tidur nyenyak, lalu ditandai oleh Baginda dengan kapur. Setelah itu cahayanya menghilang. Keesokan harinya seluruh putra kaum Arya diperiksa oleh raja, dan ternyata yang ditandai dengan kapur adalah Ki Barak Panji. Kini percayakan Sri Dalem kepada Ki Gusti Ngurah Jelantik yang pernah berkata demikian. Rasa cinta Dalem padanya semakin besar. Namun ia was-was dan khawatir di kemudian hari, jangan-jangan kekuasaannya dikalahkan oleh Ki Barak Panji. Ia berharap putra Ki Barak Panji bisa menjadi penguasa di Bali Dwipa.

Sumber : Buku Sejarah Ki Barak Panji Sakti (oleh : I.W Simpen A.B)