Tradisi ini merupakan sebuah upacara yang ditujukan kepada Butha Yadnya yang digelar setiap 5 tahun sekali. Dikatakan tradisi yang menggunakan sarana utama berupa godel luwe (anak sapi betina) digunakan untuk menetralisir pengaruh negatif Butha Kala sehingga terhindar dari bencana alam dan penyakit.
Sebelum upacara dilaksanakan, seluruh krama wajib melaksanakan persembahyangan di Pura Dalem Pura Desa Kubutambahan untuk mendapatkan keselamatan. Di lokasi upacara setiap krama lanang (laki-laki) wajib membawa sudukan, tombak dan keris sebagai simbol senjata yang nantinya digunakan untuk menusuk godel luwe yang disimbolkan sebagai Butha Kala sebelum nantinya dilarung ke laut. Darah godel luwe yang ditusuk itu diyakini sebagai penolak bala atau bencana. Setelah godel luwe tersebut dilarung ke laut diharapkan segala mara bahaya, penyakit, kekuatan negatif dari Butha Kala segera dimusnahkan sehingga tidak mengganggu kehidupan manusia.
Sumber : https://baliexpress.jawapos.com