0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

CIKAL BAKAL NAMA KERAJAAN BULELENG

Admin disbud | 17 Mei 2024 | 655 kali

CIKAL BAKAL NAMA

KERAJAAN BULELENG

Suatu ketika Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyat merabas ladang di Jenggala Blalak, artinya tempat orang menanam Buleleng (Jagung Gambah/Jagung Gembal), di sebelah utara Sukasada. Setelah selesai di sanalah Raja membangun Puri. Demikian pula dengan pegawai-pegawai kerajaan dan rakyat, mereka mendirikan bangunan tempat tinggalnya di sana. Tempat yang baru itu lantas dinamai "Buleleng". Sejak itu, yakni pada tanggal 30 Maret 1604 kota kerajaan dipindahkan dari Sukasada ke Buleleng dan ibukotanya dinamai "Singaraja" yang mengandung arti dipimpin oleh seorang raja yang gagah perkasa laksana Singa. Raja yang dimaksud ialah Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Gajah kendaraan sang raja dibuatkan petak (kandang) di sebelah utara kota Singaraja. Lalu tempat itu dinamakan "Banjar Petak", sampai sekarang. Hewan tunggangan raja tersebut dipelihara oleh 3 orang pawang yang berasal dari SoloJawa. 2 orang di antaranya tinggal di sebelah utara Banjar Petak.

Tempat itu lalu dinamai "Banjar Jawa" (sampai sekarang.)Sementara yang seorang lagi tinggal di pantai dekat muara sungai Banyumala. Karena orang tersebut berasal dari Probolinggo, lalu tempat itu akhirnya dikenal dengan "Lingga". Dan wilayah di antara Banjar Petak dan Banjar Jawa dinamai Banjar Peguyangan (Pakubangan), karena di tempat itulah Gajah berkubang (meguyang). Maka lama kelamaan orang keturunan Jawa yang berasal dari ke 3 pawang gajah tersebut kian banyak di Banjar Jawa. Karena itu oleh raja dipindahkan dan diberi tempat didekat pegunungan, dinamai hutan Pagatepan (Pegayaman) (sampai sekarang), menjadi sendi (penjaga) perbatasan di sebelah selatan.

Sumber : Buku Sejarah Ki Barak Panji Sakti (oleh : I.W. Simpem )