Mobil Fiat, kendaraan pribadi I Goesti Ketoet Poedja yang dihibahkan ke Museum Buleleng. Mr. I Goesti Ketoet Poedja ikut berkontribusi pada terbentuknya Republik Indonesia. Pasalnya, dia menjadi satu-satunya wakil Bali dan Soenda Ketjil dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) serta satu-satunya orang Bali yang ikut hadir langsung dalam peristiwa bersejarah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Poedja juga yang kemudian ditunjuk menjadi Gubernur Soenda Ketjil pertama pada 22 Agustus 1945. Poedja merupakan putra kelima dari pasangan I Goesti Njoman Raka dan Jero Ratna Kusuma. I Goesti Njoman Raka merupakan punggawa Sukasada, Singaraja Buleleng Bali.
Dia lahir pada 19 Mei 1908 dan meninggal di RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta pada 4 Mei 1977 dalam usia 69 tahun. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI, Poedja ditunjuk mewakili Soenda Ketjil (Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor) menghadiri rapat PPKI.
Di PPKI, Poedja terbilang aktif mengikuti rapat-rapat. Dia turut dalam panitia kecil yang dipimpin Otto Iskandardi Nata yang bertugas menyusun rancangan yang berisi hal-hal yang meminta perhatian mendesak. Peran penting Poedja yang dikenang orang tentu saja usulannya dalam penyusunan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Seperti dicatat dalam buku Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI yang dikeluarkan Sekretariat Negara, Poedja menyampaikan keberatan dengan pemakaian kata Allah pada aliena ke-3, yakni kalimat "Atas berkat Allah Yang Maha Kuasa...". Ia mengusulkan kata Allah diganti Tuhan. Dalam buku Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI yang dikeluarkan Sekretariat Negara, Ketut Pudja tak menyebutkan alasannya.
Sumber : Ig @sejarahbali
Foto : @artanegara