(0362) 330668
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Kesenian Gambuh

Admin disbud | 28 Juli 2017 | 2900 kali

Gambuh adalah dramatari yang dianggap paling tinggi mutunya dan juga merupakan drama tari klasik Bali yang paling kaya akan gerak-gerak tari sehingga dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik Bali. Gambuh berbentuk teater total karena didalamnya derdapat jalinan unsur seni suara, seni drama dan tari, seni rupa, seni sastra dan lainnya. 

Gambuh dipentaskan dalam upacara-upacara Dewa Yadnya seperti odalan, upacara Manusa Yadnya se-perti perkawinan keluarga bangsawan, upacara Pitra Yad-nya dan lain sebagainya. Gambuh diiringi dengan pe-ngambuhan yang beralas pelog saih pitu.

Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam Gambuh adalah Condong, Kakan-kakan, Putri, Arya, Panji, Prabangsa (Patih keras) Demang, Tumeng-gung,Turas, Penasar dan Prabu. Dalam memainkan tokoh tokoh tersebut semua penari berdialog umumnya menggunakan bahasa Kawi, kecuali tokoh turas, Penasar dan Condong menggunakan bahasa bali halus, madya atau kasar.

Isinya sesungguhnya representasi dari dominasi Wong Mojopahit (Ciwaistik), terhadap tokoh Daha dan Kediri (Medang Kemulan) sebagai asal dari kebudayaan Seni Hindu zaman kuno yang mengidealkan raja-raja Daha dan Kediri (Medang Kemulan). Tari ini disakralkan untuk tetap melestarikan sistem religi tua, sebelum masuknya pengaruh Kuturan dengan menjadikan Agama Hindu di Bali satu yaitu ada dalam Agama Sekta Trimurti, yang ditetapkan di Campuan Ubud zaman pemerintahan Prabu Udayana dengan Mahendradatta (sekta Durga/Mahisa Sura Mardini diKutri Gianyar).

Sumber: Foto Panitia Bulfest, 2016.