Pawai ogoh-ogoh merupakan hal yang selalu dilaksanakan sebelum hari raya nyepi. Di Bali, pawai ogoh dijadikan suatu ajang untuk menunjukkan kreativitas anak-anak muda yang memiliki jiwa seni. Ogoh-ogoh sendiri merupakan boneka atau patung yang beraneka macam bentuk dan merupakan simbol dari unsur negatif, kejahatan, segala keburukan yang berada di sekeliling kehidupan manusia. Patung tersebut biasanya berbentuk atau berwujud seperti raksasa yang besar dan menakutkan. Selain wujud raksasa, ogoh-ogoh juga sering berbentuk menyerupai gajah, naga, babi dan lain sebagainya. Bahan-bahan pembuatan ogoh-ogoh menggunakan gabus atau styrofoam dan ada juga yang menggunakan bahan ramah lingkungan seperti dari batang bambu dan kertas semen bekas. Seiring dengan berjalannya waktu, kini ogoh-ogoh kebanyakan terbuat dari gabus atau styrofoam, dikarenakan dengan bahan dasar styrofoam akan membentuk hasil yang lebih bagus dan halus. Untuk proses pembuatan ogoh-ogoh dapat mencapai hingga berminggu-minggu sebelum Nyepi. Lama waktunya terrgantung dengan kerumitan desain, ukuran, jenis bahan serta banyaknya orang yang mengerjakan ogoh-ogoh tersebut. Biasanya di setiap tingkatan masyarakat dari banjar akan membuat ogoh-ogoh milik daerah mereka sendiri. Selain menjadi sebuah ritual keagamaan, pawai ogoh-ogoh sendiri juga menjadi ajang beradu kreativitas anak-anak muda Bali, karena setiap anak muda masing-masing daerah akan berusaha membuat ogoh-ogoh sekreatif mungkin agar terlihat lebih unggul apalagi jika ogoh-ogoh tersebut dilombakan.
Pelaksanaan ritual ngrupuk dan pawai ogoh-ogoh berlangsung serempak sehari menjelang Hari Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga di setiap banjar di seluruh Bali. Persiapan pawai biasanya telah dimulai sejak sore dan pawai akan berlangsung hingga menjelang tengah malam. Agar dapat berjalan dengan tertib, Pemerintah Bali kemudian mengeluarkan sejumlah kebijakan, antara lain berupa penertiban rute pawai, pemusatan titik keramaian, dan melombakan kreativitas desain ogoh-ogoh yang dibuat oleh masyarakat. Sejumlah upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pergesekan antarrombongan arak-arakan dari berbagai wilayah dan sekaligus mengemasi ajang tahunan ini menjadi suatu tontonan yang menarik bagi masyarakat pendatang, khususnya para wisatawan.