Kesenian Buleleng mengalami persebaran atau difusi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ditinjau dari teori budaya bahwa kesenian sebagai salah satu unsur budaya yang sifatnya tidak statis atau berkembang secara aktif, inovatif dan imajinatif mengikuti perkembangan zamannya. Penyebarannya tidak hanya terjadi ditingkat regional, namun juga terjadi ditingkat nasional dan internasional. Sistem penyebaran seperti ini telah terjadi dari zaman lampau yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi, beradaptasi dan akulturasi budaya. Dalam fakta sejarah dapat memberikan contoh, gambaran dan jalan terang bahwa ceritra panji adalah sebuah cerita klasik yang sangat terkenal di Bali yang secara historis berasal dari Jawa Timur kemudian diadaptasikan dan disesuaikan dengan nilai-nilai tradisi Bali sehingga seolah-olah oleh masyarakat Bali sendiri sudah mengganggap miliknya sendiri. Demikian pula terhadap ceritra Ramayana dan Mahabharata yang sudah mengalami perjalanan sejarah yang sangat lama dan persebarannya dari India sampai ke Bali adalah merupakan peristiwa sejarah dalam bentuk akulturasi yang sangat serasi dan harmonis. Lebih kuat lagi kedua karya besar ini dijadikan kitab hitahasa bagi umat Hindu di Bali.
Secara regional, persebaran kesenian di Kabupaten Buleleng terjadi melalui beberapa cara seperti kekrabatan (kekeluargaan), keagamaan (ngayah), bersahabatan, dan dalam kontak sosialkultural lainnya. Khususnya di bidang seni pertunjukan ada yang mendatangkan guru dari daerah yang satu ke daerah yang lain, ada mengundang seniman penyaji untuk sebagai penari atau penabuh, ada yang melalui proses pembelajaran, ada yang berkolaborasi atau pentas bersama yang disebut dengan skaha “bonan” dan dalam cara yang lain. System persebaran kesenian khusus dibidang seni pertunjukan yang dibentuk oleh unsur-unsur tradisi modern adalah berorientasi pada unsur-unsur tradisi yang berkembang dari zaman penjajahan, zaman kemerdekaan sampai pada zaman globalisasi. (Geria, 2000:48 dalam Gunada, 2008: 6). Dikalangan seni pertunjukan, masa-masa itu terjadi peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat impresif yaitu muncul tari kakebyaran yang sangat spektakuler di Bali Utara bernama tari kebyar legong. Tari ini sebagai embrio tari keke-byaran yang ada di Bali dengan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan cepat merasuk keseluruh polosok desa di Bali. Tari kakebyaran adalah golongan tari kreasi baru yang diiringi oleh musik dari gamelan gong kebyar yaitu salah satu barungan atau ensambel yang berlaraskan pelog lima nada yang diciptakan pertama kali di Kabupaten Buleleng sendiri pada tahun 1914. Gamelan ini merupakan klasifikasi ensambel golongan baru dengan memiliki karakteristik tersendiri yaitu gagah, wibawa dan agung. Peristiwa ini secara historis mampu menggebrak dan menggeser tatanan, warna, bentuk dan makna seni pertunjukan dari status oposisibener (klas tinggi/rendah, kuat/lemah besar/kecil). Perlu dicatat bahwa tari kakebyaran sebagai superpower di dalam membentuk dan membangkitkan spirit kesadaran yang sangat kuat terhadap para seniman di dalam beraktivitas dan berkreativitas seni untuk mencapai kesetaraan klas dan status. Hingga sampai sekarang tari kakebyaran di Bali menjadi pertunjukan yang primadona dan telah mengalami populeritas yang mapan baik ditingkat regional, nasional mapun internasional.
Di Kabupaten Buleleng kehidupan dan perkembangan seni pertunjukan dengan kandungan nilai-nilai estetik dan sosio-kulturalnya telah mendapat perhatian yang sangat besar terhadap masyarakat pendukungnya. Persebaran dilakukan melalui pembinaan-pembinaan dari lembaga-lembaga pemerintah dalam bentuk program-program revitalisasi, rekonstruksi, penggalian, pelestarian dan pengembangan. Seni pertunjukan dirangsang, dibangkitkan spirit dan rohnya untuk lebih bergaerah dan bersemangat Di dalam meningkatkan entitas, totalitas dan kualitas pertunjukannya. Berbagai macam event telah dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah seperti; festival-festival, parade-parade dan pementasan-pementasan serta kesempatan-kesem-patan lainnya untuk memberikan ruang yang lebih luas terhadap persebaran, pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan di Bali. Salah satu event yang paling prestisius adalah Pesta Kesenian Bali. Merupakan program akbar budaya Bali yang secara periodik dilakukan setiap tahun sebagai ajang pertunjukan kesenian termasuk seni tari secara kompetitif, apresiatif, kreatif dan evaluatif. Di samping peranan pemerintah, lembaga-lembaga suasta dan tradisi seperti; Banjar-banjar, Desa Pekraman, Sanggar-sanggar dan Skaha-skaha kesenian memiliki andil yang sangat besar di dalam usaha persebaran dan pengembangan seni pertunjukan dari Bali utara yaitu Kabupaten Buleleng ke seluruh wilayah di Bali. Tidaklah mengherankan bahwa, seni sebagai budaya lokal dengan beranekaragam gaya/stail dan jenis yang masing-masing memiliki daya pikat dan karakteristik tersendiri selalu dijunjung tinggi dan sudah menjadi milik rakyat. Ekspresi kehidupan seni baik seni tradisional telah merata diantara rakyat, sudah mendapat tempat, menjadi darah dagingnya (Harymawan, 1988: 235).