Monumen Wira Bhuwana, Banjar Pangkung Bangka (sekarang Banjar Dinas Wira Bhuwana), Gitgit, Buleleng. Kalau kita ke Singaraja dari arah Denpasar , maka di sisi kiri jalan di kilometer 17 daerah Gitgit terdapat monumen perjuangan. Monumen ini bernama Monumen Wira Bhuwana. Penggagas pembuatan monumen perjuangan Wira Bhuwana adalah para Veteran Pejuang Sukasada yang dipelopori oleh Gusti Ngurah Partha (Alm) dan I Gde Dharna. Arsitektur pembangunan dirancang oleh Dinas PU, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan para Mahasiswa SESERI (Sekolah Seni Rupa Indonesia) cabang Denpasar. Peletakan batu pertama pada 10 Agustus 1968 oleh Pangdam Udayana Brigadir Jenderal Soekertijo. Pangkung Bangka adalah salah satu daerah di Buleleng, yang cukup mempunyai andil dlm revolusi fisik 1945 sebagai daerah tempat para pejuang melaksanakan taktik gerilya yaitu penghadangan terhadap musuh (NICA). Di tempat ini pertempuran pernah terjadi hingga 9 orang gugur sebagai kusuma bangsa, yaitu: Ketut Mas (desa Sukasada), Ketut Suka (Bantangbanua, Sukasada), Ketut Sumbandara (desa Ambengan, Sukasada), Made Jiwa (desa Lumbanan, Sukasada), Gede Natih dari (desa Baleagung, Singaraja), Ketut Putra (Kelurahan Penataran, Singaraja), Made Sukadana (Kelurahan Banjar Tegal, Singaraja), Made Kenak (Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja), Nyoman Jirna (Kelurahan Banyuning, Singaraja). Monumen ini memiliki semacam Tri Mandala dalam ajaran agama Hindu yang berarti tiga wilayah yang terdapat dalam tempat suci yakni Nista Mandala (halaman paling luar), Madya Mandala (halaman dalam) dan Utama Mandala (halaman utama). Bentuk Monumen Wira Bhuwana termasuk ke dalam tampilan bangunan figuratif. Ini terbukti dengan adanya beberapa patung berwujud manusia pada areal jaba sisi monumen . Di halaman paling luar (Nista Mandala) terdapat beberapa bangunan maupun relief-relief yang menggambarkan peristiwa pertempuran di kilometer 17 Banjar Pangkung Bangka pada 12 Mei 1946.