Pura Meduwe Karang terletak di Br. Dinas Kubuanyar, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Nama Pura Meduwe Karang berasal dari dua kata yaitu meduwe dan karang. Meduwe berarti mempunyai (dari kata duwe=punya+me) dan karang berarti tegalan. Jadi meduwe karang berarti mempunyai tanah atau tegalan. Sesuai namanya, maka pura ini erat kaitanya dengan orang-orang yang berkecimpung di idang pengolahan tanah seperti lahan kering (tegalan) dan kebun (abian). Pura Maduwe Karang difungsikan sebagai sarana pemujaan bagi masyarakat yang melakukan/memiliki lahan pertanian berupa tanah tegalan dan perkebunan. Dengan demikian sesungguhnya Pura Maduwe Karang termasuk pura subak Abian (pengulun carik/tegalan). Di bebaturan pelinggih utama terdapat beberapa relief menarik antara lain: (1) Relief dengan kamasutra, terdapat dibagian depan dan belakang (samping utara), (2) Relief yang menggambarkan seorang ibu dengan dua anak yakni pojok timur laut (disebut relief KB atau semboyan dua anak cukup), (3) Relief yang menggambarkan seorang tokoh raja terdapat di depan tepatnya di pojok barat laut dan barat daya bebaturan. Tokoh yang digambarkan adalah Raja Buleleng I Gusti Ngurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti, dan (4) relief tokoh bersepeda memakai pakain Bali yang menggambarkan seorang peneliti “bule” bernama tuan Neuwekamp. Relief keempat yang dipahat dibagian utara bangunan utama pura ini menarik perhatian karena keunikannya.
Sumber : @bpcbbali