Hampir semua kabupaten di Bali memiliki tradisi unik. Salah satunya adalah Kabupaten Buleleng. Buleleng kaya dengan tradisi dan ritual keagamaan yang unik dan tidak dimiliki daerah lain. Tiga desa pakraman di Kecamatan Sawan yakni Desa Pakraman Kerobokan, Desa Pakraman Kloncing, dan Desa Pakraman Sinabun rutin menggelar tradisi “nyekar”. Ritual merupakan warisan leluhur yang wajib dijalankan oleh krama desa pakraman dengan makemit di tepi Pantai Kerobokan.
Tradisi sebagai rangkaian dari upacara pakelem yang dilaksanakan tengah laut lepas. Bukan hanya dilakukan oleh prajuru desa pakraman atau perwakilan dari kepala keluarga, tetapi dilakukan oleh bersama-sama anggota keluarga. Bukan sekedar mengikuti ritual persembahyangan, tetapi upacara adat dan agama juga sekaligus digunakan sebagai acara rekreasi bersama-sama keluarga. Masyarakat yang datang bukan hanya membawa sesajen sebagai persembahan tetapi juga membawa bekal untuk dimakan bersama-sama di pantai. Upacara pakelem biasanya berlangsung sekitar pukul 03.00 wita atau sebelum matahari terbit. Seluruh sarana upakara ini diletakkan di atas pelepah pisang yang sudah dirangka sedemikain rupa. Sejumlah sarana upakara yang lazim disebut sekah dihanyutkan ke tengah laut.
Menurut Pemangku di Desa Pakraman Kerobokan Jro Mangku Made Sudirtha meceritakan, nyekar merupakan wujud rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi karena upacara yang digelar di wewidangan desa pakraman berlangsung baik. Krama mempercayai ritual ini sebagai permakluman atas kesalahan-kesalahan selama melaksanakan upacara. Setelah ritual ini mulai kesokan harinya menjadi titik awal untuk menjalani kehidupan di desa pakraman. Menurut Sudirtha juga, prosesi upacara nyekar berlangsung secara turun temurun. Meksipun zaman telah berkembang, masyarakat sangat antusias mengikuti prosesi upacara nyekar hingga tuntas. Namun akibat perkembangan zaman juga mempengaruhi jalan prosesi. Sebelum berkembang alat transportasi yang begitu pesat, warga desa pakraman biasanya berjalan kaki menuju Pantai Kerobokan.
sumber : http://bali-travelnews.com/2016/10/18/unik-tradisi-nyekar-di-sawan-buleleng/