0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Hari Kedua/Trakhir Seminar Rempah dengan tema “Rempah Ring Urip Lan Budaya Bali“

Admin disbud | 13 November 2025 | 87 kali

Selasa, 12 November 2025 - Pelaksanaan Hari Kedua/Trakhir Seminar Rempah dengan tema “Rempah Ring Urip Lan Budaya Bali (Rempah Dalam Kehidupan Dan Budaya Masyarakat Bali) dengan subtema “Suksmaning Kawigunan Rempah (Kegunaan/ Khasiat Rempah)” yang dilaksanakan di Museum Soenda Ketjil ( Pelabuhan Buleleng ).


Kegiatan Seminar dilaksanakan sebagai upaya pelestarian dan pemanfaatan lontar-lontar milik Gedong Kirtya serta sebagai upaya publikasi dan memberikan informasi terkait Rempah. Pada Seminar Hari Kedua mengundang Narasumber yakni  Prof. Dr. Drs. I Wayan Suja, M.Si dan Dr.Drs. I Ketut Supir, M.Hum


Dilanjutkan dengan pemateri kedua yakni Prof. Dr. Drs. I Wayan Suja, M.Si dengan materi Kajian Etnokimia Rempah-Rempah dalam Lontar Dharma Caruban dan Usadha Taru Pramana.  Dapat dijelaskan Mulai awal abad Masehi, Indonesia menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dunia, sehingga menjadi tempat perjumpaan budaya Arab, India, dan Tiongkok. Rempah-rempah didefiniskan sebagai bagian tanaman, yang meliputi akar, kulit, biji, bunga, dan daun yang memiliki aroma dan rasa yang khas. (Chemistry LibreTexts)


Jenis tumbuhan rempah-rempah yang digunakan sebagai bahan bumbu masakan dan obat tradisional Bali menurut Lontar Dharma Caruban dan Lontar Usadha Taru Pramana? 

  1. Pala
  2. Lada hitam
  3. Ketumbar 
  4. Cengkeh
  5. Cabai Rawit
  6. Kluwek
  7. Jahe
  8. Kunyit
  9. Sereh
  10. Kemiri
  11. Daun salam
  12. Jeruk Purut
  13. Kencur

Dilanjutkan untuk pemateri Kedua yakni Dr.Drs. I Ketut Supir, M.Hum dengan membawakan materi Eksplorasi Rempah-Rempah Dalam Seni Rupa. Dapat dijelaskan bahwasanya peran rempah-rempah dalam seni rupa: 

1.Sebagai sumber inspirasi

Rempah-rempah sebagai sumber inspirasi dalam seni rupa : Plato dan Aristoteles menyatakan seni sebagai tiruan dari alam. Plato menganggap seni itu lebih rendah nilainya dari kenyataan Aristoteles seni itu tiruan dari alam dan bermakna


2.Sebagai media berkarya seni rupa. (Sebagai media pewarna berkarya seni rupa dan Sebagai media dasar berkarya seni)


Sebelum dikenalnya pewarna sintetis buatan pabrik, rempah-rempah digunakan sebagai bahan pewarna. Warna yang dihasilkan alami dan agak redup. Akan tetapi setelah beredarnya beragama jenis warna sintetis, pelaku seni rupa lebih memilih warna sintetis karena pengguanaannya lebih praktis dan mudah digunakan, mudah didapat dan harganya terjangkau, pilihan warna beragam, warna lebih cerah dan stabil (tidak mudah luntur), tahan panas (lebih awet). Selain keunggulan tersebut, pewarna sinteteis menimbulkan dampak yang cukup berbahaya bagi manusia dan kelestraian alam. Risiko dari penggunaan pewarna sintetis pada pewarnaan batik bagi pengrajin adalah

meningkatnya kadar logam berat dalam darah, iritasi kulit, dan nyeri sendi(Yuliana, 2022).