Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya mengikuti acara penyerahan sertifikat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dalam rangka perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) untuk Buleleng. Sertifikat diserahkan langsung Oleh Kepala Wilayah Provinsi Bali Kemenhukam RI kepada Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya yang mewakili Bapak Kadis di Hotel Prime Plaza - Sanur, Selasa (8/11).
Dimana tahun 2022 tercatat ada 3 Ekpresi Budaya yang diserahkan sertifikatnya oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Kantor Wilayah Provinsi Bali yaitu Dramatari Wayang Wong, Saba Malunin Desa Pedawa dan Megangsing Buleleng. Wayang Wong adalah aset budaya lokal Buleleng namun kini sudah menjadi sebuah warisan budaya dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 2015 lalu. Kesenian Wayang Wong ditetapkan sebagai warisan dunia dalam kategori Sendratari Wayang Wong yang digolongkan sebagai tarian semi-sakral. Penetapannya melalui sidang ke-10 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Windhoek, Namibia. Dalam siding itu, Unesco telah menetapkan tiga genre tari tradisi di Bali sebagai warisan budaya tak benda dunia. Wayang Wong masuk dalam tiga genre tari tradisi di Bali (Three Genre of Traditional Dance in Bali) yang terdiri dari sembilan tari tradisional Bali resmi dimasukkan ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, atau Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan,. Usia Wayang Wong diperkirakan sudah mencapai lebih dari tiga abad namun tetap lestari sampai kini. Dari sisi kesakralan, Wayang Wong ini hanya bisa ditarikan oleh orang-orang tertentu warga Desa Tejakula. Jangan heran, sekalipun seseorang tidak mempunyai latar belakang sebagai penari, namun jika sudah “ditunjuk” secara niskala maka Dia adakan dengan sendirinya bisa menarikan tarian Wayang Wong.
Upacara Sabha Malunin adalah upacara persembahan kepada para Dewa, utamanya Dewa Utama. Tradisi saba malunin telah dilaksanakan dalam kurun waktu ratusan tahun secara turun temurun. Kepercayaan masyarakat desa Pedawa sangat mendalam mengenai tradisi-tradisi yang ada di desa Pedawa. Konsepsi masyarakat Desa Pedawa tentang susunan alam dan mengkategorikan susunan alam menurut kekuatan-kekuatan yang mengisinya yaitu bagian yang dianggap keramat merupakan kekuatan yang mendatangkan keselamatan, kebaikan dan kesejahteraan. Semua sifat yang membawa kebaikan berasal dari para Dewa. Bagian lain yang dianggap kontras dari bagian yang dianggap tidak keramat dan merupakan sumber kekuatan yang dapat membawa malapetaka seperti penyakit, hama, dianggap tempat roh-roh jahat. Selanjutnya ada satu bagian yang dianggap merupakan kombinasi dari keramat dan tidak keramat dan dianggap sebagai tempat merupakan sumber kekuatan yang dapat menetralisir dua kekuatan yang saling berkontras tersebut. Dengan adanya konsepsi tersebut maka kehidupan masyarakat pedawa untuk selalu berusaha menghindari ancaman-ancaman yang datang dari kekuatan-kekuatan yang membawa malapetaka. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan berbagai upacara religius untuk mengharmoniskan kedua kekuatan yang saling berkontras tersebut.
megangsing merupakan olah raga tradisional yang masih sangat diminati di beberapa desa yang ada di Kabupaten Buleleng. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran banyak masyarakat dalam setiap pertandingan megangsing. Permainan ini jamak dilakukan oleh warga yang tinggal di wilayah pegunungan. Biasanya permainan ini dimainkan pada musim panen kopi atau musim panen cengkih.