Kementerian Kominfo Republik Indonesia
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng menyelenggarakan pelatihan
digital dengan salah satu temanya yaitu Social Media Analyst. Kegiatan ini
diselenggarakan di hotel Puri Saron Singaraja selama 5 hari mulai dari tanggal
7 November sampai dengan 11 November 2022. Pelatihan dimulai dari pukul 08.00
Wita sampai 15.30 Wita. Para peserta pelatihan merupakan perwakilan dari
masing-masing OPD di Kabupaten Buleleng.
Salah satu media yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber data dan informasi untuk berbagai kepentingan pada era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini, adalah media sosial. Seiring dengan pesatnya perkembangan TIK dan jumlah pengguna internet, media sosial saat ini telah bertransformasi menjadi alat komunikasi sekaligus sumber informasi yang sering digunakan oleh masyarakat. Meskipun sering berisi konten-konten negatif, seperti hoax, ujaran kebencian, fitnah, dan provokasi, yang dibuat oleh orang-orang tidak bertanggungjawab, media sosial dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan positif sebagai saluran komunikasi, diseminasi informasi, edukasi, hiburan, promosi, dan berbagai manfaat lainnya.
Karakteristik media sosial yang memungkinkan setiap pengguna membuat dan berbagi konten yang terus tersimpan di dalamnya dan peningkatan jumlah pengguna yang terus terjadi dari tahun-ke-tahun telah menyebabkan media tersebut menghasilkan apa yang disebut “mahadata” (big data), yakni himpunan data (data set) heterogen dalam jumlah yang sangat besar dengan berbagai bentuk; terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstrukur. Mahadata tersebut bersumber dari teks yang dibuat oleh para pengguna media sosial, dan oleh karenanya teks (yang berbentuk tertulis, audio, video, atau gabungan diantaranya) dapat dijadikan sebagai salah satu lapisan (layer) sumber data untuk dianalisis.
Analisis media sosial melalui analisis mahadata dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi (TI) berupa aplikasi-aplikasi manajemen basis data, dan hasil analisis tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sehingga menghasilkan nilai tambah tertentu bagi individu atau organisasi sesuai tujuan masing-masing.
Secara umum, pengertian “analisis media sosial” dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan penganalisaan data yang bersumber dari gagasan dan pesan-pesan yang disampaikan dan dipertukarkan oleh para pengguna situs-situs jejaring sosial, seperti Facebook, Instagram, Linkedln dan Twitter. Pada pelatihan ini dijelaskan 2 alat yang digunakan untuk menganalisis media sosial yaitu Brand24 dan Netlytic. Kedua alat itu yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tanggapan positif maupun negatif masyarakat terhadap sebuah isu di masyarakat.
Dalam penggunaannya kita diminta untuk memasukkan kata kunci dari sebuah isu yang ingin kita cari tau tanggapan masyarakatnya. Data yang diperoleh dapat berupa jumlah tanggapan positif dan negatif, jumlah akun teratas yang aktif, nama-nama akun media sosial yang aktif, jumlah posting, jumlah comments, likes, @mentions, testimonials, gambar, foto, video, dan emoticon yang sering diunggah para pengguna sosial media.