0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Memukau Ribuan Penonton “Penampilan Apik dari Duta Kabupaten Buleleng pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Anak-Anak pada PKB XLVII tahun 2025”

Admin disbud | 25 Juni 2025 | 27 kali

Gong Kebyar Anak-Anak Sanggar Seni Santhi Budaya, Singaraja Duta Kabupaten Buleleng tampil memukau banyak penonton pada Utsawa (parade) Gong Kebyar Anak-anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar


Gong Kebyar Anak-Anak Duta Kabupaten Buleleng menampilkan tiga garapan yang sangat apik pada malam selasa, 25 Juni 2025 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar, dengan menampilkan yakni :


Tabuh Kreasi Baru : SASULUH

Merupakan sebuah karya music yang secara konsisten menggunakan teknik “mirroring” dalam penggarapanya. Karya ini pada dasarnya dibangun dengan satu jalinan melodi dasar yang kemudian dicerminkan/dipantulkan/dibaca terbalik, dengan penekanan nada kolotmik yang berbeda-beda pada tiap bagian music. Dalam hubungannya dengan konsep jagad kerthi, tentunya bercermin pada diri sendiri (sesuluh) yang merupakan langkah awal penting yang harus

dilakukan, untuk selanjutnya dijadikan pijakan dalam menjaga keharmonisan antar manusia dengan Hyang Kuasa, Manusia dengan

sesama, serta Manusia dengan Lingkungannya.


Tari Kreasi : TARI SUETA BANGKAJA

Tari ini terinspirasi dari perjalanan Ki barak dari Gelgel ke Den Bukit dan dianugerahkan senjata Tombak bernama Ki Tunjung Tutur dimana tertaut panji kebesaran Pangkaja Tattwa sebagai dasar terbentuknya Buleleng dengan Bunga Tunjung berhelai 9 yang merupakan simbul dewata Nawa Sanga yang di implementasikan menjadi 9 kecamatan dan hingga saat ini masih bias kita lihat pada dasar patung Singa Ambara Raja. Tari ini diciptakan pada tahun 2006 yang menggambarkan bunga tunjung yang indah tumbuh di gundukan lumpur namun tidak ternoda oleh kotornya lumpur.


Dolanan : MABENTENG-BENTENGAN

Bullying, rasa indivualistis, rasa menyama braya sudah mulai luntur, itulah yang terlihat dalam drama dolanan yang kami coba tampilkan dengan gambaran sekelompok anak-anak yang sama namun di masa yang berbeda yaitu saat mereka sudah menginjak remaja dewasa dan saat masih bersenag-senang di masa kanak-kanak yang dibalut dalam garapan dolanan yang mengangkat permainan tradisional Mabenteng-bentengan.

Permainan ini lahir di lingkungan Puri Buleleng di saat masa penjajahan masih terasa. Anak-anak melakoni permainan ini guna menumbuhkan rasa patriotism dalam menjaga tanah leluhur serta menumbuhkan rasa persatuan.