Selasa, 11 November 2025 - Pelaksanaan Hari Pertama Seminar Rempah dengan tema “Rempah Ring Urip Lan Budaya Bali (Rempah Dalam Kehidupan Dan Budaya Masyarakat Bali)” dengan subtema “Suksmaning Kawigunan Rempah (Kegunaan/ Khasiat Rempah)” yang dilaksanakan di Museum Soenda Ketjil ( Pelabuhan Buleleng ).
Kegiatan Seminar dilaksanakan sebagai upaya pelestarian dan pemanfaatan lontar-lontar milik Gedong Kirtya serta sebagai upaya publikasi dan memberikan informasi terkait Rempah. Pada Seminar Hari Pertama mengundang Narasumber yakni Pande Putu Abdi Jaya Prawira dan Luh Yesi Candrika.
Untuk pemateri pertama yakni Pande Putu Abdi Jaya Prawira dengan membawakan materi Rempah dalam Usadha. Dapat dijelaskan bahwasanya Rempah dalam Usadha meliputi :
• Rempah secara produktif menjadi sarana pengobatan dalam usadha: bawang, adas, macam-macam temu, sindrong, jahe, kunyit,
dsb.
• Rempah digunakan secara tradisional sebagai sarana pengobatan karena leluhur kita mengetahui khasiat yang disimpan rempah.
• Secara fungsi, rempah berkhasiat menetralkan masalah yang terkait dengan Tri Dosa (Vata; Pitta; Kapha).
• Selain itu, rempah diyakini memiliki kandungan yang mendukung vitalitas tubuh, mencegah penyakit dan pengaruh negatif, menetralisir, kecantikan.
Dilanjutkan dengan pemateri kedua yakni Luh Yesi Candrika dengan membawakan materi Lontar Dharma Kahuripan: Tuah Rempah sebagai Sarana Upacara dalam Siklus Kehidupan. Dapat dijelaskan bawahannya Ada tiga bidang utama kehidupan yang
memanfaatkan rempah di Bali:
1.Kuliner: penyedap rasa dan pencipta aroma
yang lezat dan kuat.
2. Kesehatan: ramuan obat
3. Kecantikan: memproduksi aroma atau parfum
Pemanfaatan rempah dalam pelaksanaan
upacara atau yadnya siklus hidup manusia
(meliputi upacara sejak dalam kandungan
hingga kematian).