0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Ribuan Pasang Mata dan Sorakan Penonton Saksikan Wimbakara (Lomba) Balaganjur Remaja Duta Kabupaten Buleleng

Admin disbud | 27 Juni 2025 | 23 kali

Karya yang Sukses mencuri perhatian banyak penonton pada Wimbakara (Lomba) Balaganjur Remaja, Duta Kabupaten Buleleng mempersembahkan karya Baleganjur bertajuk "Paripurnaning Dewa Ayu." Yang diwakili oleh Sanggar Seni Tari dan Tabuh Jelung Kumara Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Dentuman ritmis dan energi magis memenuhi Panggung Terbuka Ardha Candra, Kamis (26/6).

Karya ini sukses mencuri perhatian dan memukau ribuan pasang mata yang memadati area panggung. Aura sakral yang menyatu dengan dinamika musikal nan megah membuat suasana larut dalam kekhidmatan. Tiap hentakan tabuh dan lengkingan vokal yang menggema menghadirkan getar spiritual yang terasa kuat dan menyentuh batin.


Duta Kabupaten Buleleng menyajika garapan Balaganjur dengan judul “Paripurnang Dewayu” yang diaman dapat diartikan sebagai kesempurnaan dari tradisi madewa ayu untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia. Tradisi Medewa Ayu adalah suatu tradisi sakral yang berasal dari Desa Seraya, Kabupaten Karangasem yang berkembang di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. 


Prosesi tradisi Medewa Ayu terdapat beberapa rangkaian prosesi didalamnya, salah satunya proses sebelum melakukan tradisi ini ada yang dinamakan meswara atau bisa disebut dengan vokal pemendak (pemanggil/pengundang) Ida Bhatara atau leluhur. Setelahmelakukan meswara dan persembahyangan kemudian dimulailah tradisi Medewa Ayu dengan beberapa rangkaian yang disebut dengan mesapa (menyapa) dengan base tampi kepada orang yang disebut Sumbuan atau

seseorang yang diberikan wahyu untuk melakukan tradisi Medewa Ayu ini.


Selain adanya prosesi ngurek/ngunying terdapat  juga suatu tarian lelegongan seraya untuk melengkapi simbol di setiap rangkaian ritual tradisi Madewa Ayu ini, dikarenakan Tradisi Medewa Ayu ini juga dilakukan sebagai ungkapan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, dan seklaigus dipercaya sebagai sarana pengobatan agar di berikan keselamatan dan keberkahan yang abadi. 


Filosofi inilah yang kemudian melahirkan gending Baleganjur dengan judul Paripurnaning Dewa Ayu yang wibawa, dinamis, mengela nada menata dinamika merajut harmoni dalam satu rajutan permainan teknik kekinian yang tegak berdasar pada pola bangun gending tradisi, dengan permainan tempo yang terjaga serta adanya perpaduan olah vokal, niscaya menghidupkan suasana dalam ritual paripurnaning dewa ayu. 


Penata mengadopsi suatu mantra dengan bentuk tertulis yang menjadi kekidungan sakral dalam ritual Madewayuan ke Dalam unsur olah vokal gending Baleganjurini. Semua elemen dan struktur dalam gending ini di tata dan di rancang dengan struktur garap klasik Tri Angga yaitu Pengawit, Pengawak, dan Pengecet.