Lomba Pesantian Tingkat Remaja Tahun 2019
Lomba pesantian tingkat remaja Se-Kabupaten Buleleng kembali diadakan tahun ini dalam rangkaian acara Hiburan Rakyat dan Pekan Apresiasi Seni (PAS) HUT Kota Singaraja ke-415. Lomba pesantian ini diadakan di GOR Bhuana Patra Singaraja pada Selasa, 23 April 2019. Lomba Pesantian ini melibatkan grup pemuda-pemudi usia 13 s.d 21 tahun perwakilan dari seluruh kecamatan yang terdapat di Buleleng. Masing-masing grup terdiri dari 7 orang Sekeha Santi dan 10 orang Sekeha Geguntangan. Perlombaan berlangsung dua hari yakni hari pertama pada Selasa (23/4) dengan menampilkan peserta dari Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Buleleng. Sedangkan pada hari ke dua menampilkan peserta dari Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Banjar. Hadiah yang disiapkan dalam lomba ini adalah trophy, piagam penghargaan, serta dana pembinaan sesuai dengan peringkat yang diperoleh yakni Rp 8,5 juta untuk peringkat pertama, Rp 7,5 juta untuk peringkat kedua, dan Rp 6,5 untuk peringkat ketiga. Bagi peringkat ke empat sampai dengan ke sembilan masing-masing juga mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp 5,5 juta. Drs. Gede Komang, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya Lomba Pesantian Remaja Tingkat Kabupaten Buleleng ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada sekeha santi mengenai pengamalan nilai-nilai pelestarian adat dan budaya yang dimiliki oleh Buleleng dan meningkatkan pengetahuan dalam membaca, menyanyikan atau membahas mantra-mantra sloka guna menghidupkan kembali Taksu bali. Selain itu dengan berpartisipasi dalam lomba ini diharapkan dapat menjadi ajang evaluasi diri dalam memaknai eksistensi sastra Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu baik menyangkut proses maupun program pemerintah yang harus ditindaklanjuti serta memberikan motivasi kepada sekeha santi dan prajuru adat dalam mengemban tugas demi ajegnya nilai-nilai kesatuan dan kebersamaan. Pesantian adalah sekeha yang dibentuk sebagai wadah belajar untuk menyanyikan atau melantunkan Dharma Gita atau nyanyian kesucian dalam Agama Hindu seperti kekawin, kidung, maupun geguritan. Lantunan Dharma Gita diiringi oleh Gamelan Geguntangan.
