Lontar merupakan warisan budaya leluhur yang dianggap masyarakat Bali bukan hanya sebagai tradisi. Namun juga sebagai penopang historik peradaban Bali di tengah Intelektualitas peradaban dunia. Karena Itulah lontar penting, agar terus dilestarikan khususnya oleh generasi muda. Seiring dengan perkembangan zaman, generasi muda banyak tidak mengetahui akan adanya lontar apalagi bagaimana cara menulisnya. Banyak dari mereka tidak tertarik dan dianggap kuno. Padahal generasi mudalah yang seharusnya menjaga warisan budaya tersebut. Melihat hal tersebutlah maka Dinas Kebudayaan menyelenggarakan sebuah kegiatan Belajar Bersama di Museum atau disingkat dengan BBM. Belajar bersama ini diikuti oleh siswa dan siswi perwakilan dari masing-masing SLTP SeKecamatan Buleleng. Masing-masing sekolah diwakili oleh maksimal 15 orang siswa. Dari Kecamatan Buleleng terdapat 17 SLTP dan total siswa yang ikut kegiatan ini berjumlah 105 orang. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 hari yaitu dari tanggal 12 November sampai dengan 13 November 2020. Kegiatan belajar bersama di Museum Lontar ini mengajarkan bagaimana cara menulis di atas daun lontar. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos, M.Si dan menghadirkan 2 orang Instruktur yang akan menjelaskan bagaimana cara menulis Lontar yaitu I Gusti Bagus Sudiasta dan Ni Made Ari Dwijayanti, S.S., M.Hum. Karena kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, mengingat masih maraknya pandemi covid-19 yang menuntut untuk tidak melaksanakan kegiatan yang menimbulkan keramaian maka para peserta yang berjumlah 105 orang pun dibagi menjadi 2 gelombang, dimana 1 hari kegiatan belajar hanya diikuti oleh 53 orang. Walau ditengah pandemi covid-19 kegiatan yang dilaksanakan tetap mematuhi protokol kesehatan diantaranya menjaga jarak dan tetap menggunakan masker.