0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Kunjungan Kerja Pemantapan Program dan Kegiatan Pagelaran

Admin disbud | 10 Agustus 2020 | 327 kali

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos, M.Si melaksanakan sebuah kegiatan kunjungan kerja ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi mulai dari tanggal 6 sampai dengan 8 Agustus 2020. Kedatangan Kadisbud Kabupaten Buleleng diterima oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Banyuwangi Bapak M. Yanuarto Bramuda didampingi oleh Sekretaris Dinas Bapak Choliqul Ridha dan Kepala Bidang Kebudayaan. Oleh karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, maka Kadis Budpar Banyuwangi menyerahkan pemaparan kepada sekdis dan kabid kebudayaan. Budaya Banyuwangi mulai terangkat dan pariwisata Banyuwangi mulai menggeliat dari tahun 2010 saat Bapak Abdullah Azwar Anas, S.Pd, S.S, M.Si memimpin Banyuwangi, dimana beliau menempatkan prioritas pertama pembangunan adalah sektor pariwisata dan yang kedua sektor pertanian. Awal yang dikerjakan adalah aksesbilitas menuju Kabupaten Banyuwangi, dikerjakanlah perluasan dan repitalisasi Bandara Banyuwangi sehingga menjadi bandara Internasional sebagai pintu masuk ke Banyuwangi. Sebelumnya jika dari Surabaya harus jalan darat 6 sampai 7 jam dan dari Denpasar 5 jam maka dengan dibukanya penerbangan tentu akan mempersingkat waktu tempuh, setahap demi setahap jalur penerbangan dibuka menuju Banyuwangi sampai jalur internasional dari Kuala Lumpur Malaysia.

Semua OPD adalah Endorse Pariwisata, dalam artian semua pimpinan OPD dan ASN di Banyuwangi harus mampu sebagai pendukung atau support di sektor pariwisata. Semua harus berkolaburasi untuk memajukan pariwisata Banyuwangi. Sebagai contoh dalam pelaksanaan TOUR the Ijen maka dinas terkait secara bahu membahu mengambil tanggung jawab untuk mensukseskannya. Dinas PU bertanggung jawab terhadap jalan aspal yang baik, Disdikpora bertanggung jawab mengurus ke organisasi sepeda (induk olah raga) dunia agar bisa masuk ke Banyuwangi, Dinas LH bertanggung jawab terhadap kebersihan sepanjang rute bersana camat dan kepala desa, Dinas kominfo bertanggungjawab terhadap penyediaan sarana komunikasi yang baik tidak ada wilayah yang tidak ada signal, Dinas Budpar bertanggung jawab terhadap budaya yang akan ditampilkan di setiap etape dan daerah tujuan wisata yg akan dilalui di setiap etape, Dinas pertanian menyiapkan produk hasil pertaniannya dan seterusnya. Untuk anggaran ditempatkan di dinas masing-masing sehingga semua punya andil dan harus berkolaburasi satu sama lain. Karena ini merupakan even internasional maka akan terekspos di media secara gratis yang sekaligus mempromosikan Banyuwangi di mata dunia.

Untuk pagelaran atau festival di Banyuwangi memiliki 123 even festival dan 3 diantaranya telah masuk dalam kalender even Nasional dan Tour of ijen masuk ke dalam even internasional. Segala kegiatan budaya atau adat di masing-masing desa di Banyuwangi di inventarisir dan dikaji untuk diangkat menjadi even festival dengan tanpa menghilangkan kesakralan adat budaya syaratnya memiliki keunikan, pemkab Banyuwangi hanya mengemasnya menjadi sesuatu yang layak dijual kepada wisatawan berupa support manajeman, desain promosi dengan menggandeng pihak swasta dan artis/youtuber yang memiliki banyak follower, biayanya dari APBD untuk transportasi dan akomodasi para artis ataupun youtuber tersebut, dari pada promosi di media cetak apalagi televise biayanya sangat mahal. Banyuwangi memiliki tim IT desain promosi yang handal dan ini juga menjadi bagian terpenting dari keberhasilan suatu event.

Selain Tour the Ijen, event yang masuk dalam Top 10 event Nasional yakni Banyuwangi Etno Carnival agendanya di bulan Juli dan Gandrung Sewu di pantai marina BOOM agendanya di Bulan Oktober. Asosiasi Surving Internasional rencananya akan masuk di kalender event internasional yang lokasinya ada di kawasan taman nasional Alaspurwo, malahan promosinya ada di Bali oleh agen-agen yang ada di Bali, mereka menjual tiket boat untuk menuju pantai plengkung Banyuwangi. Dinas-dinas memiliki event dan Dinas lainnya wajib mensupport. Jadi konsepnya gotong royong dari semua Dinas karena event tersebut adalah event Pemkab Banyuwangi. Pariwisata bisa bagus dengan adanya diferensiasi produk, yang diangkat adalah tradisi masyarakat Osing, walaupun bukan mayoritas di Banyuwangi masyarakat dominan adalah suku Jawa, karena masyarakat Osing ini yang membedakan Banyuwangi dengan daerah yang lain, hal ini dalam rangka untuk menjual budaya dan alam Banyuwangi. Konsep Banyuwangi adalah Eco Tourism, tidak padat modal berupaya menggabungkan antara adat budaya dengan keindahan alam Banyuwangi.

Banyuwangi jarang ikut pameran ke luar negeri, buat boot dipameran tersebut, karena hal tersebut lebih menginformasikan produk, harusnya jualan produk yang sering diikuti adalah kegiatan bursa wisata, Garuda travel fair, hal ini sebetulnya ranahnya swasta, maka mereka fasilitasi biro-biro perjalanan untuk mengikuti itu, Jadi konsepnya menjual produk bukan hanya menginformasikan. Banyuwangi tidak lagi bekerjasama dengan media untuk promosi baik cetak maupun elektronik. Yang dimiliki adalah fasilitasi pemberitaan tentang promosi wisata Banyuwangi, siapapun dia karena difasilitasi akomodasi dan transformasi, harus ditulis di media mereka apa liputannya di Banyuwangi.