0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Pementasan Angklung Kebyar & Semara Pegulingan Pada Bulfest Hari Kedua

Admin disbud | 07 Agustus 2019 | 685 kali

Pada malam kedua Buleleng Festival, di zona B tepatnya di wantilan Sasana Budaya terdapat pementasan yang ditampilkan oleh sekaa angklung dan semara pagulingan. Sekaa angklung menampilkan beberapa pementasan seni diantaranya : 

1. Tabuh Kreasi

2. Tari Kembang Deeng
Terinspirasi dari kegiatan pa-deengan pada saat upacara ngaben, penata mencoba mentransformasi ide tersebut kedalam sebuah garapan tarian penyambutan Kembang Deeng, yang ditarikan secara berkelompok. Tari ini diciptakan oleh Ni Made Sriwati, S.Sn., M.Sn dan I Made Suarja, S.SKar., M.Si.

3. Tari Palawakya Dangin Enjung
Tari Palawakya merupakan sebuah masterpiece karya Wayan Paraupan atau lebih dikenal dengan sapaan Pan Wandres. Tari ini menuntut kemampuan virtuistik yang tinggi, sebab dibutuhkan 3 keterampilan sekaligus dalam menarikannya yaitu seorang penari dituntut untuk menguasai kemampuan menari, menabuh dan malawakya. Tarian ini mulai dikembangan pada tahun 1963.
Tarian ini mengisahkan seorang pujangga yang sedang membacakan ayat-ayat suci didepan tamu kerajaan.

4. Tari Trunajaya
Tari Tarunajaya, adalah sebuah tari monumental kebanggaan masyarakat Buleleng yang bersumber dan direinterpretasi dari kebyar Legong, karya Pan Wandres. Pada suatu saat, Gede Manik menunjukkan jati dirinya sebagai seorang kreator tari. Berorientasi dari tari Kebyar Legong yang sering dibawakannya, ia menggagas karya tari Kebyar Legong versi lain, lebih pendek durasinya namun tetap menunjukkan karakteristik tari yang dinamis. Tari yang bernuansa gelora taruna nan heroik ini tidak mempunyai nama, hanya dikenal sebagai tari kebyar Dangin Enjung. Pada suatu hari, tahun 1950, ketika ditampilkan di depan Bung Karno dan tamu-tamunya di sebuah hotel di Denpasar, presiden yang dikenal sebagai penyayang seni itu tak menyembunyikan ekspresi takjubnya terhadap pentas tari yang begitu energik dengan dukungan tatabuhan gamelan yang gegap membuncah. Bung Karno memberi nama tari dengan sebutan Taruna Jaya, pemuda yang gagah.

Dan penampilan dari sanggar Wahyu Semara Santhi diantaranya :

1. Tabuh Langsing Tuban
Langsing tuban merupakan salah satu tabuh klasik gamelan semara pagulingan yang komposisi lagunya khusus dimainkan secara instrumental.
Komposisi ini berasal dari gending-gending pegambuhan, memiliki karakteristik yang khas dengan nuansa lagu yang sejuk, tenang dan bersahaja. Pengolahan dalam komposisi dapat memberikan nuansa yang berbeda dan memperkaya dalam penyajiannya. Pengolahan unsur musikal tertata dengan apik sehingga tercermin keutuhan dengan nilai estetika yang sangat tinggi. Sebagai sajian
musik instrumental komposisi ini telah lumrah dan digandrungi oleh masyarakat.

Pembina Tabuh : Kadek Angga Wahyu Pradana
Penanggung Jawab : Jro Ketut Ardana

2. Tari Selat Segara
Tari Selat Segara adalah salah satu tari dengan klasifikasi sebagai tari penyambutan, diciptakan di luar negeri dan dibawakan pertama kali oleh mahasiswa asing dimana kontur musikalnya mengadopsi gending sekar gadung pada gamelan selonding untuk kemudian diadopsi bagian pengawaknya. Tari ini dibawakan secara berkelompok dengan jumlah 5 orang penari (kelipatan ganjil). Tari ini diciptakan oleh DR. I Gusti Ayu Srinatih dan Prof. I Wayan Rai S, MA sebagai penata karawitan.

Pembina Tabuh : Kadek Angga Wahyu Pradana
Pembina Tari : Putu Linda Puspita Wati

3. Tari Legong Pindekan Sunari
Pindekan dan Sunari merupakan sarana upakara pada setiap upacara besar keagamaan Hindu khususnya pada tingkatan utama, yang disebut dengan ngadegang sunari dan ngadegang pindekan. Bermakna meningkatkan agar manusia selalu eling dengan suara atau petunjuk alam, kehidupan akan selalu selaras dengan alam. Keselarasan akan alam itulah yang membuat kita merasa senang (Suara Sunari) dan memberikan kekuatan (Pindekan). Terinspirasi dari sebuah upacara ngadegang pindekan penata menuangkan ke dalam tari legong kreasi ini.

Penata Tari : I Nyoman Sugita Rupiana, S.Sn
Penata Karawitan : Putu Adi Sastrawan

4. Tari Legong Semara Pradana
Semara artinya “cinta kasih, birahi, asmara, kasmaran”, dan pradana yang artinya “agung”. Legong Semara Pradana merupakan tarian legong kreasi yang mengacu pada konsep tarian kasmaran.

Pembina Karawitan : Kadek Angga Wahyu Pradana
Pembina Tari : Putu Linda Puspita Wati