Tim dari Balai Arkeologi, Dosen sejarah Undiksha, mahasiswa Universitas Udayana dan Tim dari Dinas Kebudayaan kabupaten Buleleng diantarannya Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng yang didampingi oleh Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala berserta beberapa staf melakukan penelitian di Situs Tanjung Ser Kecamatan Gerokgak. Bapak Wayan Suantika sebagai ketua tim peneliti dalam wawancaranya menerangkan bahwa Pantai Utara Pulau Bali kaya akan peninggalan arkeologi bahkan Prasati Bali Kuna dengan adanya pelabuhan di pantai utara Pulau Bali. Oleh karena itu, kita tentu harus mengetahui bahwa pulau kita mempunyai bahan-bahan penting untuk para pedagang pada masa lalu yang menandakan pulau kita kaya akan bahan makanan atupun air, sehingga para pelaut yang berlayar pada jaman dahulu banyak singgah di pulau Bali, oleh karena itu Pulau Bali merupakan jalur pelayaran yang sangat penting. Bukti arkeologi yang nyata dan diakui oleh dunia yang harus kita jaga seperti misalnya situs Gilimanuk dan.manusia purba itu merupakan salah satu pemukiman prasejarah yang sangat kompleks di Bali, sehingga Gilimanuk sampai Karangasem banyak peninggalan-peninggalan arkeologinya.
selain masa prasejarah dari masa klasik kemudian dibuktikan adanya penemuan peninggalan-peninggalan Agama Budha di situs Lovina Kalibukbuk, kemudian ada juga peninggalan arkeologi yang sudah mendunia seperti penguburan dengan Sarkofagus di Pangkungparuk di Kecamatan Seririt dan Kalanganyar. Pada tahun 1998 ditemukan lagi kubur manusia dengan bekal kubur perunggu, gelang perunggu, dan manik-manik. Terdapat juga temuan permulaan di Bukit Ser berupa Arca Nadhi dan Arca Dewi yang ada di Pura Bukit Celedu Banjar Yeh Panas Desa Pakraman Pemuteran. Bukti temuan kedua acra tersebut diyakini ada kaitan aktivitas megalitik dari penghuninya. Itu dibuktikan dengan pemujaan batu-batu di sejumlah kawasan Pura di Kecamatan Gerokgak. kemudian tahun 2001 mengadakan survey lagi dan menemukan situs Tanjung Ser ini. Pada saat itu ditemukan temuan berupa pecahan gerabah dan juga keramik yang ada pada gemburan tanah pada perkebunan jagung yang dikelola oleh masyarakat. Temuan tersebut semakin meyakinkan bahwa di lokasi tersebut pernah terkubur banyak benda pada zaman purbakala.
Tanjung Ser merupakan sebuah dataran rendah yang berbatasan dengan laut di utara dan rangkaian perbukitan di timur-selatan-barat. Di kaki perbukitan merupakan sumber air yang bagus dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih. Sisa pemukiman kuno terdapat di dataran rendah dekat pantai. Aktivitas pemukiman di Tanjung Ser menempati dataran rendah sekitar 100 meter dari pantai. Aktivitas pemukiman di Tanjung Ser menempati dataran rendah sekitar 100 meter dari pantai. Dari kotak ekskavasi di Situs Tanjung Ser ditemukan cangkang dari jenis-jenis kerang dan siput laut. Tidak jauh beda dengan penelitian di Situs Tanjung Ser kali ini juga ditemukan kembali penemuan Artefak Arkeologis di Situs Tanjung Ser berupa penemuan berupa Pecahan Gerabah dan Kulit Kerang yang di konsumsi sekitar 2500 tahun yang lalu. Selanjutnya temuan tersebut khusus dibawa oleh peneliti untuk diteliti lebih lanjut dan sisanya dimasukkan kembali ke lubang ekskavasi. Memerlukan waktu panjang untuk bisa menemukan benda temuan lainnya. Setelah penggalian ini diharapkan terdapat suatu komitmen pemerintah untuk melakukan pelestarian.