0362 3303668
087894359013
disbudbuleleng@gmail.com
Dinas Kebudayaan

Rapat Membahas Kegiatan Lomba Ngelawar Dan Mebat Dalam Rangka Twin Lakes Festival 2018

Admin disbud | 22 Juni 2018 | 590 kali

Rapat ini dilaksanakan di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng yang dipimpin oleh Kepala Bidang Adat dan Tradisi beserta Kepala Seksi lainnyam untuk memberikan arahan kepada para peserta rapat mengenai lomba ngelawar dan mebat. Dalam rangka Twin Lakes Festival Tahun 2018 diadakan berbagai macam lomba salah satunya adalah lomba ngelawar dan mebat. Lomba ngelawar dan mebat dilaksanakan guna menggali potensi daerah terutama masakan khas Bali yang lambat laun hanya dapat dinikmati namun tidak bisa mengolah dari merencanakan hingga menyajikan. Maka dari itu, diperlukan pelestarian budaya ngelawar dan mebat melalui kegiatan lomba. Adapun tujuan dari lomba ini adalah dapat menumbuhkan, mengembangkan dan melestarikan minat peserta dalam merencanakan sampai menyajikan masakan khas Bali terutama ngelawar dan mebat. Daging yang digunakan dalam lomba ngelawar dan mebat ini adalah daging kuwir atau serati. 

Lomba ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Juli 2018 pada pukul 09.00 - 12.00 wita di Wantilan Danau Buyan dan Tamblingan (Desa Pancasari). Lomba ini diikuti oleh Desa Pakraman Wakil dari 9 Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Adapun beberapa persyaratannya adalah :

- Memasak ditempat dari proses sampai dengan siap saji di meja penyajian

- Penyajiann lawar daging kuwir/serati dilakukan berdasarkan hasil undian

- Setiap tim terdiri dari 5 (lima) orang sudah termasuk patus (pimpinan masak) + 2 orang penyaji

- Waktu 3 jam

- Kelengkapan bahan dibawa dari rumah

- Membuat lawar dari bahan 3 ekor kuwir dengan berat 8 kg, menyajikan jenis tetandingan : lawar merah dan lawar putih, boleh juga menambahkan dengan menyajikan jenis tetandingan seperti : lawar selem, lawar gedang, lawar belimbing, lawar klungah, lawar paku, lawar kacang panjang atau lawar nangka.

- Kuwir/Serati sudah bersih dibawa dari rumah

- Bumbu-bumbu dibawa dari rumah dan dibuat ditempat (bumbu belum jadi)

- Kelapa, Gedang, Belimbing, Klungah, Paku, Kacang Panjang dan Nangka di parut/rajang di tempat

- Penunjang disiapkan oleh masing-masing peserta sebagai bahan makanan pelengkap hidangan : 

        a. Nasi Putih dan Air Mineral, piring/ingka dan sarana penyajian disiapkan oleh peserta

        b. Sayur Ares dan Sate siap saji disiapkan oleh peserta

- Disajikan untuk 50 orang

- Tempat penyajian disiapkan oleh Panitia (meja hidangan, taplak dan tempat mebat)

- Alat-alat masak tradisional, taplak meja plastik, kompor biasa/gas dan alat-alat penyajian lainnya untuk mempermudah system kerja dengan hasil maksimal disiapkan selengkapnya oleh peserta. 

- Tidak diperkenankan menggunakan bahan penyedap yang bersumber dari zat kimia artinya memanfaatkan penyedap alami

- Pedoman buku atau lontar yang dijadikan acuan yakni DHARMA CARUBAN. Secara umum tidak ada pakem ngelawar, karena masing-masing daerah memiliki ciri tersendiri yang disebut : Pada Jangkep, Pada Nyangluh dan atep rasane.

- Disajikan dalam bentuk prasmanan di meja yang telah disiapkan oleh panitia : Untuk porsi 50 orang dan 1 (satu) paket untuk dinilai (3 juri) dan 1 (satu) lagi disajikan untuk porsi 5 orang undangan

- Mengenakan pakaian adat madya