Terinspirasi dari cerita mitologi yang beredar di kalangan krama Banjar Adat Penarungan, Ds Pakraman Penarukan yang menjadi keyakinan penduduk setempat bahwa di Pura Dalem Br Adat Penarungan berstana maha Patih Ida Bhatara Dewa Bagus yang memiliki rencang/pengawal yang sering disebut Jaran Ngandang. Konon beliau berwujud manusia berkepala kuda, Beliau diyakini sebagai pelindung terhadap krama penyungsung dari musibah dan bencana, disamping itu beliau juga sebagai penebar-penebar kemakmuran dengan cara ngelawang. Untuk mengetahui kedatangan beliau ditandai dengan bunyi lonceng/gongseng. Jaran Ngadang berarti kuda simbol kekuatan dan ngadang berarti menjaga. Garapan tari ini mencoba menggabungkan nuansa tarian rakyat, tarian sanghyang serta tarian bebaris sesuai sifat rerancangan jaran ngadang : riang gembira, keagungan, suci, kuat, dan berwibawa